Estriol Pengganti Estrogen Yang Lebih Aman

Estriol Pengganti Estrogen Yang Lebih Aman


Estrogen Lemah Alami

KEBANYAKAN dokter konvensional di Amerika Serikat tidak ingat hahwa di kelas biokimia sekolah medis, mereka dulu pemah diajarkan tentang estrogen bernama estriol, dan mereka pun tak ingat cara mendapatkan estrogen tersebut, cara menggunakannya, maupun manfaamya. Bahkan, estriol pun tidak dimasukkan dalam Physician Ir Desk Reference (PDR), karena tidak ada perusahaan farmasi di Amerika Serikat yang mau memasarkannya secara komersil.

Saat ini, satu-satunya cara menemukan estriol di Amerika adalah dengan menyuap seorang ahli farmasi, padahal estriol memiliki hampir semua manfaat estradiol dan estron, tapi Iebih aman dan memiliki efek samping yang jauh Iebih sedikit.

Estriol telah diteliti di Eropa dengan baik selama lebih dari 60 tahun dan sering diberikan oleh dokter. Dr. Zava telah meneliti estriol dengan mendalam, dan salah satu guru beliau yang brilian, Profesor Henry Lemon, yang mendedikasikan hidupnya pada penggunaan estriol secara klinis untuk pasien-pasien kanker payudara.
Meskipun ini adalah buku tentang kanker payudara, namun kami akan membahas estriol secara Iengkap untuk Anda. Bila Anda memiliki risiko tinggi terkena kanker payudara, atau pernah terkena kanker payudara, dan menderita gejala-gejala kekurangan estrogen, maka dengan membaca ini Anda akan dapat membuat keputusan tentang apakah Anda harus menggunakan estriol atau tidak.

Terapi penggantian estrogen dapat amat berguna bagi sebagian perempuan. Terapi tersebut dapat membautu memperlambat pengurangan tulang, menyembuhkan atroli vagina serta infeksi saluran kemih, memperbaiki kondisi kolesterol, dan dapat menaikkan fungsi otak bagi sebagian perempuan.

Bila estrogen hanya memberikan seluruh manfaat ini pada perempuan, maka bagus sekali. Sayangnya, seperti yang sudah Anda ketahui, estradiol dan estron berlebihan dapat meningkatkan kanker payudara dan endometrial, dan meningkatkan kemungkinan Anda terkena efek samping berkepanjangan yang tidak diinginkan, antara lain gejala mirip PMS, kenaikan berat badan, kembung, masalah pada gallbladder, kadar Irigliserida tinggi, tekanan darah tinggi, pembengkakan payudara, payudara librosistik dan themboembulism (penggumpalan darah).

Bila Anda pernah terkena kanker payudara, peuggunaan estrogen terkonjugasi tambahan (seperti Premarin), estradiol, atau bahkan estron, dapat berisiko tinggi dan merupakan tindakan yang sering kali bahkan oleh para dokter konvensional sekalipun.

Meningkatnya risiko-risiko terkena kanker yang disebabkan oleh estrogen, bersama dengan pendarahan akibat menstruasi, merupakan dua alasan mengapa hanya 15 persen dari 37 juta perempuan di Amerika yang telah mengalami menopause mengikuti terapi penggantian estrogen.

Dapatkah Para Ilmuwan Menciptakan Estrogen yang Sempuma?

Untuk mengatasi masalah beragam efek samping ERT ini, industri farmasi selama ini mengembangkan estrogen-estrogen yang telah dimodifkasi (sering kali disebul estmgen lemah), yang seharusnya tidak memiliki sifat-sifat estrogen yang tak diinginkan.

Sebagai contoh, estrogen lemah yang ideal dapat memperbaiki kondisi kolesterol dan mencegah tulang keropos, namun tidak merangsang jaringan payudara dan uterus secara berlebihan, hingga dapat mengarah pada kanker.

Estrogen lemah ini dalam industri obat-obatan dinamakan Selective Estrogen Receptor Modulator atau SERM. SERM pertama adalah DES, atau dielhylstilbestrol, yang dikenalkan pada umum Iebih dari empat puluh tahun lalu dengan tujuan mencegah terjadinya keguguran.

DES ini tidak hanya gagal, tapi juga menyebabkan kanker dan masalah kesehatan serius Iainnya bagi bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang diobati dengan menggunakan DES. Estrogen dalam pil pengatur kelahiran juga merupakan SERM dan juga memiliki banyak risiko kesehatan bagi penggunanya.

Saat penelitian medis tentang tamoxifen dilangsungkan, didapati bahwa tamoxifen tidak berperan besar dalam memperbaiki kepadatan tulang dan kondisi kolesterol-meningkatkan kolesterol lipoprotein berkepadatan tinggi (high-density Iipopratein-HDL) Serta menuturkan tingkat kolesterol lipoprotein berkepadatan reudah (low density Iipopratein-LDL).

Kemungkinan inilah yang menimbulkan gagasan untuk menciptakan SERM yang saat ini dikenal di pasaran dengan nama raloxifene (Evisla), Dari segi struktur kimiawi, raloxifene serupa dengan tamoxifen, sama-sama memperbaiki kondisi kolesterol dan tampaknya memperbaiki keropos tulang, dua sifat estrogen yang baik. Tampaknya raloxifene tak memiliki efek pendorong pertumbuhan seperti yang dimiliki estrogen terhadap uterus dan payudara, namun baru-baru ini ditemukan bukti bahwa raloxifene meningkatkan risiko penggumpalan darah.

Meskipun perlindungan tulang dan hati, bersamaan dengan kurangnya rangsangan terhadap rahim dan payudara, merupakan sifat-sifat yang amat cocok untuk terapi penggantian hormon, namun tamoxifene tidak memiliki satu komponen yang panting yaitu tidak membantu menghilangkan rasa panas (hot flash). Sebuah percobaan medis yang dilakukan baru-baru ini terhadap 12.000 perempuan, memperlihatkan bahwa raloxifene meningkatkan kepadatan tulang sebanyak 2 atau 3 persen dan menurunkan kolesterol LDL yang jahat, namun tidak meredakan hot flash.

Karena hot flash tidak lagi menjadi masalah setelah beberapa tahun menopause, maka, menurut cara berpikir konvensional, penggunaan SERM sepeni raloxifene untuk mencegah osteoporosis dan penyakit jantung dapat dimulai pada saat tersebut. Namun kita tidak mengetahui apa saja efek-efek jangka panjang yang dimiliki SERM ini terhadap perkembangan kanker. Bila raloxifene tidak dapat meredakan hot flash, maka mungkin juga zat ini dapat meningkatkan disfungsi kognitif(ketidakmampuan berpikir), hingga mengurangi kualitas hidup secara signifikan.

Menurut kami, terlalu sombong bila kita berpendapat bahwa estrogen buatan manusia dapat lebih baik dibanding yang alami, terutama bila kita hanya memiliki pengetahuan dangkal tentang cara kerja hormon-hormon alami dalam tubuh manusia. Sejauh ini, keberhasilan SERM tidaklah sebesar yang diharapkan. Maka setiap SERM yang diluncurkan ke pasaran menjadi eksperimen besar-besaran terhadap puluhan ribu perempuan.

Estriol: Estrogen Tingkat Tinggi yang Sempurna

SERM ideal yang dicari oleh industri farmasi adalah obat yang memperbaiki tulang, keadaan kolesterol, gejala-gejala vasomotor (hot flash) Serta fungsi otak, yang memiliki efek perangsang pertumbuhan payudara maupun sel-sel pelapis uterus (endometrium) yang Iebih sedikit. Tahu tidak, mungkin alam sendiri telah mengalahkan industri farmasi sejak dulu dengan cara menghasilkan SERM yang sempurna.

SERM itu bernama estriol, dan sudah sejak lama ada. Sejak dalam rahim, kita terendam dalam lautan estriol selama sembilan bulan. Ini berarti tak seperti jenis estrogen lainnya, estriol tidak menentukan karakteristik jenis kelamin-keberadaannya tidak menentukan apakah kita akan menjadi laki-laki atau perempuan.

Estriol dan progesteron adalah hormon-hormon steroid dominan yang dipaparkan pada kita sejak berada dalam rahim, saat sel-sel tubuh membelah diri dengan kecepatan luar biasa, dan berdiferensiasi menjadi tangan, kaki, mata, otak dan banyak organ fungsi lainnya. Semuanya yang terjadi pada mekanisme genetis kini selelah kelahiran tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan perkembangan organ-organ yang amat kompleks, yang terjadi selama sembilan bulan dalam kandungan.

Pada masa perkembangan awal yang amat panting ini, mungkin saja ada kesalahan, namun pada saat itu kita tengah dikelilingi estriol. Logikanya, hormon satu ini pastilah bersifat amat protektif terhadap bagan DNA, kalau tidak kila tak akan sukses menjadi satu spesies utuh. Intinya adalah estriol jelas-jelas memiliki tujuan melindungi mekanisme genetis, bukan merusaknya. (lngat, salah satu cara estrogen lainnya untuk mendukung kanker payudara adalah dengan merusak DNA.)

Estriol memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan estrogen lain. Tidak seperti estron dan estradiol, yang tingkatnya naik dan turun secara signifikan selama siklus menstruasi, tingkat estriol cenderung tetap, hanya mengalami sedikit kenaikan pada sekitar pertengahan siklus.

Estriol memiliki sifat lipotropik, atau menyukai lemak, yang jauh Iebih sedikit dibandingkan estron maupun estradiol. Ini berarti bahwa estriol akan diserap melalui kulit secara lebih pelan, dibandingkan hormon lain bila dikonsumsi dalam bentuk krim. Juga, estriol memiliki dampak yang berbeda saat berada dalam darah.
Kebanyakan estradiol, misalnya, dibawa dalam darah dalam keadaan terbungkus protein bernama sex hormone binding globulin (SHBG)-sehingga tidak diperuntukkan bagi sel-sel-namun estriol tidak terikat dengan SHBG tersedia bagi tubuh kita.

Kita tidak tahu banyak tentang cara estriol dibuat dalam tubuh, tapi sepertinya hal ini diubah secara langsung dari androsteredion dan estron dalam ovarium Serta kelenjar-kelenjar adrenal.

Selama kehamilan, estriol dihasilkan hampir seluruhnya dari androgen, hingga penghasilan estron dihindari sama sekali. Alam jelas memiliki alasan untuk menghindari estron selama masa kehamilan dan menghasilkan tingkat estriol sepuluh kali lipat lebih tinggi dibanding jenis estrogen yang lain, yaitu estradiol dau estron.

Kenapa Kita Tidak Tabu Lebih Banyak tentang Estriol Ada apa dengan estriol? Kenapa perempuan di Amerika Serikat memiliki akses terbatas untuk hormon ini, yang sepertinya memiliki banyak manfaat terapi penggantian estrogen konvensional, namun tak memiliki, atau hanya sedikit efek samping negatifnya? Jawabannya ada di pencipta estriol. Yang menciptakan estriol bukanlah manusia, melainkan alam. Seperti biasa, pertanyaan yang timbul adalah siapa yang akan mendapat untung saat memasarkannya dan jawabannya adalah tak seorang pun dalam industri farmasi akan mendapat untung, karena zat ini tidak bisa dilindungi hak paten. Mungkin karena inilah Anda belum mendengar banyak tentang estriol dari dokter.

Pengetahuan para dokter tentang hormon kebanyakan berasal dari industri farmasi, yang mengernbangkan dan menguji obat-obatan baru yang bisa dipatenkan industri farmasi tak akan memberitahukan kebaikan estriol pada Anda karena itu dapat merugikan mereka. Maka, kecuali dokter Anda telah mendalaminya untuk mencari cara-cara yang lebih efektif dalam mengobati perempuan menopause dengan menggunakan jenis-jenis estrogen yang aman, jangan harap ia akan mengungkit-ungkit soal ini saat Anda bertanya mengenai bentuk ERT yang aman dan cocok untuk tubuh Anda.

Estriol sebagai ERT alternatif

Eslriol, sebagai salah satu bentuk ERT, telah beredar selama 60 tahun di Eropa Barat. Sejak tahun 1958 dahulu, Iebih dari 40 tahun yang lalu, telah ada ulasan yang amal bagus mengenai pmggmaan estriol selama 20 tahun. Penggunaan estriol tidak pernah menjadi begitu terkenal di sini, di Amerika, kecuali di antara beberapa ilmuwan dan dokter yang inovatif; karena tak ada perusahaan farmasi yang mau menyentuhnya. Mungkin penelitian medis terkemuka pertama (penelitian yang menggunakan manusia sebagai bahannya) yang menggunakan estriol untuk mengobati gejala menopause adalah pada tahun 1961 oleh Christian Lauritzen, M_D, seorang ginekolog di Ulm, Jennau.

Selama hampir lima puluh tahun, beliau telah mengadakan penelitian tentang efek estriol pada perempuan. Dalam karya tulisnya pada talum 1961, Dr. Laurilzen menunjukkan bahwa sebuah bentuk oral estriol amat efektif untuk mengobati gejala-gejala menopause tanpa menyebabkan rangsangan khas pada uterus yang sering terlihat pada penggunaan estradiol. Beberapa penelitian klinis pada tahun 1970-an, yang kebanyakan dilakukan di Empa Barat, terus menunjukkan berbagai manfaat estriol. Namun, estriol menghadapi lawan tangguh pada masa itu, yaitu Premarin.

Premarin adalah produk yang telah dipatenkan dan dibuat dari air seni kuda yang sedang hamil, yang mengandung estron-estrogen manusia, estrogen kuda, dan lebih dari 100 bahan aktif lainnya. Adanya hak paten untuk Premarin menunjukkan bahwa pembuatnya telah menghabiskan jutaan dolar untuk penelitian, promosi Sena pemasarannya. Premarin menerima persetujuan dari FDA untuk dipakai dalam terapi penggantian hormon, dan didukung oleh kekuatan pemasaran yang senantiasa memblguk para dokter.

Industri farmasi tidak tertarik pada obat yang tidak dapat dipatenkan seperti estriol, hingga betapa pun aman atau efektifnya obat tersebut, tidak pernah ada penelitian bernilai jutaan dolar mengenai obat tersebut, dan obat ini pun belum pernah dipertimbangkan atau disetujui oleh FDA, \idak ada produk estriol komersil bermerek yang pernah diproduksi, tidak ada brosur yang mudah dipahami untuk dokter agar dapat menggunakannya, dan tidak ada sales yang mengetuk pintu dokter Anda untuk meyakinkannya bahwa estriol adalah bentuk ERT yang aman dan efektif.

Meskipun mengalami banyak halangan, estrio\ pemah juga diangkat ke permukaan pada tahun 1980 saat para ahli dari segala penjuru dunia berkumpul untuk membahas kelebihannya dibandingkan dengan terapi penggamian estrogen yang konvensional, tennama estradiol dan Premarin. Dalam ulasannya tentang estriol, Dr. Robert Cvreenblatt, salah satu peneliti utama dalam bidang terapi hormon pada masa itu, berkomentar bahwa “kemampuan estriol meredakan gejala-gejala vasomolor (hot flash) dan memperbaiki pematangan vagina (mencegah kekeringan vagina) tanpa menimbulkan efek-efek samping yang menonjol, merupakan alasan yang cukup untuk memasukkannya dalam pengaturan sindrom pascamenopause,” Dengan kata lain, beliau merasa bahwa estriol harus dipertimbangkan sebagai bentuk ERT efektif dan aman karena dapat mencegah gejala-gejala menopause seperti hot flash tanpa menimbulkan efek-efek samping yang sering terjadi pada terapi penggantian estrogen konvensional.

Di konferensi yang sama Dr. Wulf Utian, yang sekarang menjadi editor jurnal Menopause, di “North American Menopause Society", menyatakan, “Tampaknya Estriol memiliki potensi berisiko yang Iebih kecil namun dengan manfaat yang sempa dengan estrogen altematif atau kombinasi-kombinasi estrogen-progestin.” Dalam pernyataan- pernyataan penutupnya Dr. Utian menyatakan, “Potensi estriol untuk meminimalisasi risiko, namun memaksimalkan banyak manfaat menempatkan estriol pada kategori unik di antara estrogen-estrogen lainnya.” 

Satu-satunya hal yang menghalangi Dr, Utian untuk mendukung estriol adalah kemampuan estriol untuk melindungi tulang Iebih keeil dibandingkan estradiol. Ini adalah pukulan telak bagi estriol., karena pada masa itu pencegahan osteoporosis sedang gencar-gencamya dan penelitian-penelitian klinis menunjukkan bahwa bentuk- bentuk estrogen lain sepeni Premarin Iebih efektif dalam mencegah tulang keropos. Penelitian baru yang akan kita bahas di bawah ini akan menunjukkan adanya kemungkinan bahwa estriol mungkin hampir sama efektifnya dengan estradiol dalam mencegah tulang keropos bila digunakan dalam dosis yang semestinya.

Pada tahun 1987, DL Laurimen menunjukkan hasil pengujian klinis terhadap 940 perempuan menopause yang diberikan succinate estriol secara oral sebanyak 2 mg selama lima tahun. Seperti yang telah terungkap pada penelitian-penelitian sebelumnya yang lebih kecil, estriol tampak efektif dalam meredakan gejala-gejala menopause, dan pendarahan rahim hanya terjadi sesekali. Lebih penting lagi, estriol jelas- jelas adalah pelindung dari kanker payudara dan kanker uterus.

Selama periode lima tahun penelitian, hanya dua kanker payudara yang tumbuh (sebelumnya diperkirakan akan ada tiga). Hasil-hasil ini mengukuhkan manfaat dan amannya estriol sebagai bentuk terapi pengganti hormon.

Estriol Melindungi dari Kanker Payudara dan Kanker Rahim

Profesor Henxy Lemon sudah tahu sejak lama bahwa estriol adalah bentuk ERT yang amat berguna. Ia bersama ilmuwan-ilmuwan lainnya telah mengemukakan Leori ini selama Iebih dari 30 tahun. Bahkan, dalam artlkel pada tahun 1966 yang diterbitkan dalam Journal ofthe American Medical Association, Dr. Lemon menyatakan bahwa estriol menawarkan lawan nontorik (tidak beracun) fisiologis bagi estrogen- estrogen ovarium, (estriol) menimbulkan sedikit atau tidak sama sekali proliferesi endometrial pada perempuan yang telah menopause, dan bila digabungkan dengan progesteron dapat merangsang efek protektif kehamilan dalam menghadapi risiko kanker payudara yang mungkin akan terjadi. 

Dengan kata lain, estriol dapat digunakan sebagai salah satu bentuk ERT untuk melindungi uterus dan payudara dari kanker Dr. Lemon, profesor yang telah pensiun dari University of Nebraska, terkenal karena penelitian klinis dan dasar mendalamnya terhadap tindakan-tindakan prolektif estriol, yang sering disebut sebagai estrogen yang terlupakan, dalam hal kanker payudara. Dr. Lemon adalah pendukung estriol sebagai salah satu bentuk terapi penggantian estrogen dan pencegah kanker payudara; beliau menghabiskan hampir seluruh masa karier profesionalnya unluk meneliti efek-efek estriol dalam mencegah kanker payudara.

Dalam penelitian tentang kanker payudara dengan menggunakan hewan, Dr, Lemon menunjukkan bahwa saat tikus-tikus percobaannya diobati dengan estriol sebelum terpapar oleh radiasi atau bahan-bahan kimia penyebab kanker, perkembangan tumor-tumor daerah payudara berkurang secara signifikan. Perlindungan seperli ini tidak terlihat pada estradiol akan estriol, Efek protektif ini disebabkan kemampuan estriol untuk memicu timbulnya kondisi sel-sel glandular payudara yang lebih dewasa, hingga membuat sel-sel tersebut tidak terlalu rentan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh radiasi dan bahan-bahan kimia.

Kemampuan ini memiliki mekanisme yang sama sepertii kehamilan dini, yang dapat menumukan risiko kanker payudara sebanyak 50 hingga 70 persen di masa depan: kehamilan meningkatkan kadar estriol secara drastis.

Mekanisme lain yang menyebabkan estriol bersifat melindungi dari kanker-kanker reprnduksi adalah reseptor lebih menyukai estriol. Dengan kata lain, bila estradiol, estron dan estriol semuanya bersaing memperebutkan satu reseptor estrogen, yang Iebih mungkin masuk adalah estriol, hingga dapat menghilangkan sifat-sifat perangsang sel milik estrogen lain.

Estriol untuk Pencegahan Kanker Payudara?

Dalam penelitian dengan menggunakan binatang, Dr. Lemon menunjukkan bahwa estriol mendewasakan sel-sel payudara, melindungi sel-sel tersebut dari kerusakan akibat radiasi, bahan-bahan kimia penyebab kanker, serta estrogen-estrogen seperti estradiol dan estron. Inilah apa yang dilakukan estriol terhadap sel-sel duktal payudara selama masa kehamilan manusia. Ini adalah salah satu faktor yang membuat sel-sel tersebut mendewasa menjadi kondisi yang lebih rendah kerentanannya terhadap kanker di masa depan.

Tingkat Estriol yang Tinggi Berarti Risiko Kanker Payudara Lebih Rendah

Selama 40 tahun karier penelitiannya, DL Lemon juga menerbitkan karya menarik tentang hubungan antara produksi estriol dalam tubuh perempuan dengan kecendenlngan terkena kanker payudara. Beliau mendapati bahwa perempuan yang menghasilkan estriol dalam kadar yang jauh lebih sedikit dibandingkan estradiol dan estron memiliki risiko terkena kanker payudara Iebih tinggi. Perempuan Asia memiliki rasio estriol yang tinggi, dau mereka memiliki angka kanker payudara yang jauh lebih rendah dibandingkan perempuan Barat, maka ini adalah Salah satu alasan mengapa kita tidak bisa berasumsi bahwa kacang kedelai yang mereka konsumsi yang meliudungi mereka dari kanker payudara.

Meskipun kita membutuhkan lebih banyak penelitian untuk memastikan hal ini, kami percaya bahwa saat seorang perempuan memiliki tingkat estriol yang rendah, berani bahwa estron dan estradiol miliknya tengah dimetabolisir menjadi estrogen-estrogen penyebab kanker yang berbahaya, alih-alih estriol yang tak berbahaya.

Etriol sebagai Estrogen Pengganti bagi Mereka yang Selamat dari Kanker Payudara

Dr. Lemon juga menelili seberapa efektifnya estriol dalam mengobati perempuan yang terkena kanker payudara. Menurutnya, estriol, tidak seperti estradiol atau estron. Itu terlihat dalam penelitian menggunakan hewan maupun pengujian klinis terhadap manusia. Estriol tidak pernah terlihat menstimulasi uterus maupun kanker payudara, hingga merupakan kandidat yang ideal bagi perempuan berisiko amat tinggi terkena tumor payudara yang sensitif terhadap estrogen. Sebuah uji klinis terapi estriol sebanyak 2,5 hingga 5 mg per hari pada 28 pasien kanker payudara, yang telah dan belum mengalami menopause, memperlihatkan bahwa estriol memicu remisi atau menahan tumor- tumor metastatis pada enam (37 persen) perempuan dalam penelitian tersebut.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada jumal “Cancer Research” pada tahun l975, Dr: Lemon menyatakan bahwa “2,5 hingga 5,0 mg estriol per hari mungkin merupakan dosis minimum yang cocok bagi terapi prophyluclic (pencegahan kanker payudara) bagi perempuan yang lelah menopause. Dosis tersebut jauh lehih sedikit dihanding produksi estriol harian pada perempuan hamil, yang menghasilkan 30 hingga 50 mg estriol per hari.” Pemberian dosis oral 2 hingga 5 mg estriol per hari ini sama dengan pemberian dosis oral yang telah diteliti dalam berbagai penelitian-penelitian klinis, yang kebanyakan diadakan di Eropa Barat.
Pemberian dosis secara oral tersebut mengobati gejala-gejala menopause seperti hot fIash dan kekeringan vagina, namun tidak meningkatkan risiko perangsangan terjadinya pertumbuhan pada payudara maupun uterus.

Estriol Mencegah Atrofi Vagina dan Infeksi Saluran Kemih

Suatu masalah yang sering terjadi pada saal menopause adalah degenerasi lapisan vagina, yang dapat mengakibatkan hubungan seksual menjadi sakit dan vagina Iebih rawan terkena infeksi bakteri, hingga menyebabkan infeksi saluran kemih. Penyebabnya diperkirakan berhubungan dengan meningkatnya pH vagina akibat berkurangnya produksi estrogenovarium dan merajalelanya bakteri tak sehat pada vagina. Beberapa penelitian jelas menunjukkan bahwa krim estriol vagina dapat mencegah infeksi saluran kemih pada perempuau pascamenopause.

Dalam sebuah penelitian di Israel wng diterbilkan pada tahun 1993 dalam New England Journal of Medicine, 50 orang perempuan diobati dengan 0,5 mg estriol dalam krim yang digunakan setiap malam selama delapan bulan. Empat puluh tiga perempuan diobati dengan cara sama dengan menggunakan krim yang tidak mengandung estriol. 

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengobatan estriol menyebabkan penurunan pH vagina, kenaikan bakieri laktobasilus sehat yang cukup mencolok, serta penurunan bakteri E coli tak sehat yang sering dikaitkan dengan infeksi saluran kemih. PH vagina menurun hingga derajat yang tidak cocok untuk kehidupan bakteri jahat. Pada 50 pasien yang diobali dengan estriol, infeksi saluran kemih yang terjadi 10 kali lipat Iebih kecil dibandingkan dengan 43 pasien yang diobati krim tanpa wtriol. Lebih bagusnya lagi, efek-efek samping pengobatan estriol jarang ditemukan. Satu-satunya alasan para perempuan tidak melanjutkan pengobatan tersebut adalah karena adanya efek-efek iritasi pada vagina yang diakibatkan bahan pembuat krim tersebut.

Disimpulkan bahwa 0,5 mg estriol ternyata efektif dan aman bila dipakai dua kali per minggu selelah dua atau minggu pemakaian tiap hari. Dalam sebuah penelitian di Swedia yang dilerbitkan pada tahun 1994, dosis 0,5 mg estriol yang dipakai pada vagina nampak sama efektifnya dengan cincin/lingkaran estradiol untuk vagina dengan dosis rendah dalam mengobati gejala-gejala dan pertanda estroil urogcuital (degenerasi vagina, vulva, dan serviks) pada perempuan pasca- menopause. Kemajuan terlihat jelas pada masalah kekeringan vagina, hubungan seksual yang sakit, sakit saat buang air kecil (dysuria) serta kemampuan menahan buang air kecil.

Dua belas perempuan yang menggunakan lingkaran estradiol untuk vagina mengalami gatal-gatal pada vagina, infeksi saluran kemih, infeksi Candida (yeastfragi) serta tekanan pada vagina, sedangkan hanya satu perempuan yang menggunakan estriol yang mengalami efek-efek samping. Sekali lagi, pH vagina menurun pada perempuan yang diobati dengan estradiol maupun estriol, Apa yang dikalakan penelitian ini pada kita adalah pengobatan dengan 0,5 mg estriol dua kali seminggu menghilangkan masalah kekeringan dan atrofi vagina, tanpa efek-efek samping yang sering kali timbul akibat pemakaian estrogen.

Estriol Membantu Melindungi Tulang

Sekarang marilah kita melihat beberapa penelitian klinis tentang estriol untuk mengobati gejala-gegala menopause serta tulang keropos. Sepeni yang telah kami sebutkan sebelumnya. Penelitian-penelitian awal sepertinya menunjukkan bahwa estriol kemampuannya di bawah estradiol serta jenis estrogen lainnya (estrogen terkonjugasi seperti Premarin) dalam hal pencegahan tulang keropos.

Namun, pada pertengahan tahun 1996 tiga penelitian di Jepang, satu penelitian di Taiwan, serta satu penelitian di Italia meninjau kembali keefektifan klinis estriol dalam mencegah tulang keropos pada perempuan pascamenopause. Ketiga penelitian di Jepang pada intinya melaporkan hasil yang sama, lcpatnya 2 mg estriol secara om] per hari lelah meningkalkan massa lulang sebanyak kira-lcira l hingga 5 persen selama periode salu Lahun, efek estriol pada tulang ini hampir setara dengan yang lelah dilaporkan secara historis mengenai estradiol maupun estron (sepeni Premarin). Penelitian di ltalia melaporkan bahwa 0,5 mg estriol untuk vagina per hari lemyama efektif dalam mencegah tulang keropos; penelitian di Taiwan mendapati bahwa succinate estriol tidak efektif dalam mencegah tulang keropos selama periode: penelitian dua tahun.

Maka, estriol tampak menjanjikan dalam pencegahan tulang keropos. Tapi masalahnya, tidak ada persediaan estriol dalam tubuh. Namun, saat dipalcaikan melalui kulit seperti pada vagina atau di permukaan kulit, tingkat estriol dalam darah meningkat jauh dibanding saat dikonsumsi dalam sebuah pil, dan mungkin tipe pemakaian inilah yang akan terbukti paling efektif dalam mencegah tulang keropos. Jelas, dibutuhkan Iebih banyak penelitian untuk menentukan apakah estriol bila digabungkan dengan progesteron alami, testosteron alami (bila diperlukan), olahraga peningkat ketahanan tubuh, pula makan benar, serta suplemen vitamin dan mineral, akan efektif dalam pencegahan tulang keropos dan keretakan tulang.

Estriol Meredakan Hot Hash dan Keringat pada Malam Hari tanpa Merangsang Pertumbuhan Uterin

Kelima penelitian yang disebutkan di alas menunjukkan bahwa estriol meredakan gejala-gqala menopause meredakan hot flash dan keluarnya keringat pada malam hari, dan pada kebanyakan perempuan tidak merangsang pertumbuhan abnormal lapisan rahim (endometrial hyperplasia), yang sering kali terjadi saat penggunaan estradiol atau Premarin, Penelitian-penelitian ini juga menunjukkan bahwa kurang dari 10 persen perempuan mengalami pendarahan menstruasi awal, dan ini dapat menjadi masalah bagi perempuan pasca menopause yang mengikuti terapi penggantian estrogen konvensional. Salah satu penelitian yang meuggunakan 2 mg estriol per hari melaporkan bahwa pemakaian ini juga memperbaiki keadaan lipid darah, hingga menghasilkan kolesterol total dan LDL yang Iebih rendah, trigliserida yang Iebih rendah, serta kolesherol HDL yang meningkat. Ini hal yang signifikan, karena jenis-jenis estrogen lain meningkatkan tingkat trigliserida, dan faktor ini berisiko bagi penyakit jantung dengan kolesterol LDL.

Kelima penelitian berkomentar tentang sedikitnya efek samping dari penggunaan estriol merupakan hal yang menakjubkan. Telah ada beberapa penelitian yang menunjukkan perangsangan ringan rahim serva sedilcil kenaikan pada kanker rahim akibat dosis tinggi estriol secara oral yang tidak memiliki penyeimbang (progesteron atau progestin), namun sepengetahuan kami tidak ada di antara penelitian-penelitian tersebut yang menggunakan estriol secara topikal dalam dosis fisiologis (dengan atau tanpa progesteron) yang menunjukkan hasil-hasil sejenis. Kami selalu menyrankan agar estriol, baik digunakan secara oral atau topikal, digunakan dalam dosis fisiologis dan bersamaan dengan krim progasteron, hingga perangsangan rahim seharusnya tidak merjadi masalah.

Estriol Tidak Menyebabkan Penggumpalan Darah Tidak Seperti Estrogen Lain

Satu masalah serius dalam penggunaan estradiol atau estron pada minoritas perempuan (1 di antara 5.000) adalah peningkatan risiko kematian akibat thromboembolisme pada pembuluh dalam, maksudnya pembentukan gumpalan-gumpalan darah mematikan dalam pembuluh-pembuluh darah. Sebaliknya, estriol memiliki efek yang amat kecil pada faktor-faktor penggumpalan darah. Pemberian dosis hingga setinggi 8 mg per hari, belum terlihat meningkatkan risiko penggumpalan darah.

Dr. Lemon juga mencatat bahwa estriol tidak menyebabkan masalah- masalah apa pun yang lerkait pada thromboembolime dalam penelitian klinisnya tentang penggunaan estriol untuk pengobatan gejala-gejala khas menopause pada pasien-pasien kanker payudara. Ini juga merupakan konsensus dari komite pembahas yang mengadakan penemuan panda tahun 1980-an untuk membahas keberhasilan estriol.

Estriol Melindungi Kulit dari Penuaan

Sudah menjadi pcngetahuan umum bahwa masa sekitar menopause dikaitkan dengan penuaan kulit yang Iebih cepat. Estrogen penting bagi protein-protein struktural yaitu kolagen dan elastin, yang memberikan elastisitas serta struktur bagi kulit, dan juga asam hyaluronic, penampung kelembapan yang alami di bawah permukaan kulit.

Penelitian-penelitian yang diterbitkan pada pertengahan hingga akhir tahun 1990-an telah menunjukkan bahwa estriol, bila dipakaikan langsung dalam bentuk krim pada kulit muka, ternyata memundurkan proses pengerutan sena masalah-masalah lain dalam penuaan kulit yang sering dikaitkan dengan menopause secara cukup mengagumkan.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam lntarnational Journal of Dermatology pada tahun 1996, perbaikan-perbaikan objektif (yang artinya adalah paramelernya diukur dengan pengujian objektif yang tepat, bukan dengan menggunakan laporan pasien) pada vaskularisasi kulit, elastisitas dan kekencangan kulit, kandungan kelembaban, dalamnya kerutan, serta ukuran pori-pori, terlihat pada 73 hingga 100 persen dari 30 perempuan yang menggunakan krim estriol 0,3 persen selama enam bulan. Estradiol memiliki keefektifan yang sama, namun juga meningkatkan konsentrasi hormon prolaktin tersirkulasi, yang memiliki faktor berisiko terkena kanker payudara.

Beberapa bagian kecil dari jaringan diangkat, dan kulitnya dianalisis di bawah mikroskop untuk melihat perubahan pada kolagen dan elastin. Para peneliti mendapati bahwa terdapat peningkatan luar biasa pada kolagen tipe III, yang tersebar di tubuh manusia, namun Iebih banyak ditemukan pada kulit bayi. Peningkatan hampir beribu kali lipat pada konsentrasi estriol tersirkulasi yang ditemukan saat masa kehamilan, mungkin merupakan penyebab melembutnya kulit yang sering disebut sebagai kecemerlangan kulit saat kehamilan. Penelitian menarik lainnya yang patul dibahas adalah yang diterbiLkan dalam International Journal of Dermatology pada tahun 1995.

Penelitian ini menunjukkan bahwa krim kulit estriol berguna untuk mengobati bekas Iuka akibat jerawat. Pengobatan 18 laki-laki dan perempuan dengan krim estriol 0,3 persen menghasilkan 100 persen kemajuan dalam memutuskan bekas Iuka akibat jerawat, 77 persen perbaikan dalam ukuran pori-pori, dan 47 persen perbaikan dalam kelembaban kulit setelah tujuh hingga sepuluh minggu pengobatan.

Selama pengobatan dengan menggunakan estriol, baik tingkat prolaktin maupun estradiol tidak mengalami peningkatan, ini menunjukkan bahwa efek estrogenik yang timhul hanya sedikit, bila memang ada.

Hal yang penting ditegaskan dalam penelititan-penelitian tersebut bukanlah pernyataan bahwa estriol akan mencegah penuaan kulit yang terkait dengan menopause, melainkan bahwa 0,3 persen (3 mg/g krim) estriol yang digunakan pada kulit tidak memiliki efek sistemik pada ulak yang cukup signifikan hingga dapat mengakibatkan kenaikan prolaktin, yang bila dikombinasikan dengan estradiol dapat merangsang replikasi sel-sel payudara dan meningkatkan risiko terkena kanker payudara.

Sementara itu, estradiol topikal, meskipun memiliki manfaat yang sama bagi kulit, memiliki efek-efek sistemik terlihat yang lebih banyak pada payudara dan uterus dan lebih mungkin meningkatkan pertumbuhan kanker pada organ-organ tersebut.

Cara Mengonsumsi Estriol

Menunn Dr. Lemon, saal perempuan dalam penelitiannya mengonsumsi sebanyak 5 hingga 15 mg estriol secara oral (sebuah pil) setiap harinya, tidak ada peningkalan proliferasi sel pada payudara maupun uterus.
Dosis oral yang biasanya digunakan di Eropa Barat adalah 2 hingga 5 mg per hari, namun karena kebanyakan dari ilu langsung “dibuang” oleh hati, maka pada akhimya hanya 0,5 hingga 1 mg estriol dapat masuk ke dalam tubuh.

Kebanyakan dokter menggunakan krim yang menyediakan 2 hingga 5 mg estriol bagi tubuh, Saat dibuat menjadi krim, si ahli farmasi seharusnya menunjukkan pada kemasannya berapa banyak krim yang diperlukan untuk memberikan Z hingga 5 mg estriol, Saat Anda memberikan estriol pada tubuh melalui krim, penyalurannya dilakukan dengan cara yang jauh Iebih stabil dibandingkan secara oral, karena tidak bergantung pada cara kerja hati dan sistem pencernaan dari jam ke jam.

Sebuah krim estriol yang menyediakan 0,5 mg, dan digunakan beberapa hari sekali, telah terbukti amat efektif untuk mengobati atrofi vagina dan infeksi saluran kemih, Penelitian-penelitiau yang lelah diterbilkan menunjukkan bahwa 0,5 mg estriol yang disalurkan setiap beberapa hari sekali selama dna minggu, sudah cukup bagi perempuan pada umumnya, dan dengan cara inilah estriol digunakan oleh kebanyakan perempuan di Eropa Barat. 

Alasan Eslriol hanya digunakan bcbcmpa hari sckali adalah karcna za! ini tidak hilang dari tubuh seoepat estrogen Iainnya; salu dosis tahan hingga dua hari, Penggunaan tiap hari dapat hcrbunlul pada kadar yang berlebihan, Meskipun estriol tidak diserap oleh kulit secepat estradiol ataupun estron, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa penyaluran estriol secara topikal kira-kira 20 kali Iipat lehih efisien dibanding cara oral.

SERM Terbaik Dari Alam

Estriol memiliki tempat tersendiri di samping progesteron alami dalam terapi penggantian hormon bagi perempuan yang memiliki kanker payudara namun memerlukan estrogen. Estrogen cocok sebagai “estrogen kelas tinggi” yang amat berguna, atau SERM, karena dapat mencegah atau mengurangi tulang keropos, meredakan gejala-gejala menopause, memperbaiki tekstur kutil, mencegah atrofi vagina dan infeksi saluran kemih, memperbaiki lipid darah, dan membantu mencegah kanker payudara dan kanker uterus.

Para peneliti menghabiskan hampir 40 lahun berusaha membuat progesteron yang Iebih baik untuk terapi penggantian hormon, dan usaha mereka tak berhasil. Tidak ada progestin sintetis yang tampak memiliki semua manfaat. Progesteron dan semuanya memiliki banyak efek samping. Sayangnya, industri farmasi yang memberikan progestin sintetis pada Anda saat ini tengah memperkenalkan berbagai macam SERM ke pasaran dan juga pada dokter Anda. Kami berharap penyebaran informasi di zaman serba komputer ini akan mencegah kita melakukan kesalahan yang sama dalam berusaha membuat SERM yang Iebih baik dibanding estriol.

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Estriol Pengganti Estrogen Yang Lebih Aman"

Posting Komentar