Faktor-Faktor Lain Yang Mempengaruhi Kerentanan Terhadap Kanker Payudara
Kekebalan Insulin, Pil Pengatur Kehamilan, Pubertas Dini, DHEA, Prolaktin, Melatonin, Tiroid MESKIPUN estrogen berlebihan, serta tidak terimbangi oleh progesteron merupakan penyebab kanker/kanker payudara, namun ada faktor lain yang memengaruhi risiko seseorang terkena kanker/kanker payudara. Konsumsi pil pengatur kelahiran ketika masih remaja meningkatkan risiko terkena kanker/kanker payudara.
Ketidak seimbangan dalam hormon DHEA, prolaktin, melatonin, dan tiroid dapat mendorong ke arah kanker/kanker payudara. Stres kronis terus-menerus, dengan tingkat adrenalin dan kortisol tinggi, lama-lama dapat meredam sistem kekebalan tubuh sampai pada titik di mana sistem tersebut tidak dapat melindungi tubuh secara efektif. Menjalani kehidupan dengan pola makan buruk dan naik-turun dapat menghancurkan fondasi kesehatan kokoh dengan cara menciptakan kekurangan gizi kronis.
Di antara pilihan-pilihan buruk dalam nutrisi dapat meningkatkan risiko terkena kanker/kanker payudara, tidak ada yang lebih berbahaya dibanding gula. Karena itu kita akan mulai pembahasan kanker/kanker payudara ini dengan gula.
Resistansi Insulin Meningkatkan Risiko Terkena Kanker/Kanker Payudara: Gula Adalah Santapan Manis namun Berbahaya
Perempuan yang memiliki sindrom bernama resistansi insulin, benar-benar merajalela di negara-negara Barat, memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker/kanker payudara. Seperti halnya estrogen, insulin adalah hormon penyeimbang gula darah yang dihasilkan pankreas, adalah pedang bermata dua, di satu sisi penting untuk kehidupan, namun di sisi lain dapat merugikan dan amat mematikan bila jumlahnya terlalu sedikit atau terlalu banyak.
Karena insulin dihasilkan sebagai reaksi terhadap kadar gula dalam aliran darah, maka apa yang Anda makan memiliki pengaruh langsung terhadap keseimbangan insulin. Saat memakan gula dalam bentuk sederhana seperti gula putih, gula tersebut akan bergerak cepat, langsung dan sistem pencernaan menuju aliran darah serta meningkatkan tingkat gula darah secara besar-besaran. Proses ini akan membuat pankreas menghasilkan insulin dalam jumlah banyak. Jelas bukan begini seharusnya cara tubuh mendapatkan gula, maupun cara pankreas menghasilkan insulin.
Peningkatan insulin secara besar-besaran mendorong gula keluar serta aliran darah menuju sel-sel, di mana gula tersebut akan digunakan sebagai sumber energi atau disimpan sebagai lemak. Itulah tugas utama insulin: mengeluarkan gula dari aliran darah dan mengarahkannya ke sel-sel. Namun, aliran deras insulin, diakibatkan oleh gula sederhana akan menghilangkan terlalu banyak gula dari darah, hingga tingkat gula darah pun akan turun drastis.
Gula darah rendah, atau hypoglycemia, menyebabkan banyak orang menjadi mudah lelah, mudah mengantuk, kurang tanggap, gampang berganti mood, juga pusing. Menyikapi ini, mebanyakan orang akan memakan permen atau donat agar gula darah naik, serta mereka kembali merasa lebih baik. Namun perbuatan ini seperti naik roller coaster, tingkat gula darah mereka akan melonjak naik dan setelah itu turun drastis lagi.
Makanan karbohidrat juga akan terurai menjadi gula. Karbohidrat memiliki bentuk paling kompleks dalam biji-bijian seperti gandum, millet, jagung, serta beras, namun juga ditemukan dalam kacang-kacangan, sayuran, serta buah-buahan.
Karbohidrat dari kebanyakan makanan sehat akan terurai menjadi komponen-komponen gula dalam sistem pencernaan dalam waktu lebih lama dibanding gula sederhana. Penguraian lambat ini baik untuk keseimbangan insulin, karena pankreas menghasilkan insulin secara lebih bertahap, dalam jangka waktu yang lebih panjang.
Meskipun begitu, jenis karbohidrat yang Anda makan adalah sumber asupan bagi pankreas: sepotong roti bagel, sedikit pasta, atau sepotong roti “putih” dan terbuat dari tepung olahan putih, dikenal dengan karbohidrat sederhana atau olahan-akan terurai menjadi gula dengan kecepatan hampir sama dengan gula putih.
Sebaliknya, karbohidrat pada biji-bijan, sayur, dan kacang-kacangan, dikenal dengan karbohidrat kompleks atau bukan olahan, harus melalui penguraian oleh enzim-enzim dalam usus kecil dan diubah secara primer menjadi jenis-jenis gula dalam bentuk lebih kecil sebelum memasuki aliran darah. (Saat gula memasuki aliran darah, dinamakan glukosa). Serat, vitamin, mineral serta nutrisi lain yang terdapat dalam karbohidrat kompleks membuat zat ini terurai lebih lambat.
Kebanyakan serat, vitamin, serta mineral yang ada dalam karbohidrat olahan telah dihilangkan, hingga zat ini mudah terurai oleh enzim-enzim dalam usus serta akan membanjiri tubuh kita dengan gula berlebih, serta memicu pelepasan insulin secara cepat dari pankreas untuk menyeimbangkan kelebihan gula tadi.
Bagi tubuh, jauh lebih mudah apabila gula disalurkan ke dalam aliran darah secara perlahan-lahan, diikuti dengan pelepasan insulin secara perlahan pula, dan diikuti pengarahan glukosa ke dalam sel-sel, lagi-lagi secara perlahan. Dengan tahapan ini, glukosa yang dibawa ke dalam sel-sel, memiliki kemungkinan lebih besar untuk diolah menjadi energi, alih-alih disimpan sebagai lemak.
Resistansi insulin terjadi saat insulin tidak dapat membawa glukosa ke dalam sel dengan efektitf sebagai reaksinya, tubuh terus memompa keluar lebih banyak insulin lagi, namun karena tidak berhasil, akhirnya akan menyebabkan kadar insulin dan glukosa tinggi dalam darah. Insulin maupun glukosa tinggi dalam aliran darah akan mengarah pada serentetan panjang masalah kesehatan kronis, mulai dari diabetes dan penyakit jantung hingga kebutaan dan kanker/kanker payudara.
Resistansi insulin hampir selalu disebabkan oleh pengonsumsian gula secara berlebih, dikombinasikan dengan obesitas, gaya hidup dengan tidak memiliki banyak aktivitas iisik, serta pada kasus tertentu, genetika.
Faktor-faktor lain seperti merokok dan terapi penggantian hormon sintetis juga dapat meningkatkan kecenderungan terjadinya resistansi insulin. Resistansi insulin juga sering kali menjadi pertanda diabetes tipe 2, sebuah penyakit di mana insulin berhenti bekerja, sampai pada titik kehidupan Anda terancam.
Gerald Reaven, M.D., menciptakan istilah Syndrome X untuk menggambarkan sekelompok gejala yang menandai resistansi insulin. Salah satu penanda dalam darah bagi individu yang mengalami resistansi insulin adalah tingkat triglyceride tinggi. Mengetahui tingkat triglyceride dapat membantu menentukan apakah resistansi insulin, dan kecenderungan menderita diabetes, merupakan masalah bagi Anda. Kebanyakan dokter akan menyertakan triglyceride saat melakukan tes darah dasar Anda, serta disebut juga dengan panel chem.
Pada diabetes tipe 1, biasanya berawal saat usia muda, pankreas seseorang tidak dapat menghasilkan insulin dalam jumlah cukup. Saat ini penyakit seperti ini dianggap sebagai penyakit autoimun.
Meskipun tugas utama insulin adalah mengarahkan gula ke dalam sel- sel, namun insulin juga memengaruhi banyak sistem lain dalam tubuh. Contohnya, tingkat insulin amat tinggi mengubah siklus normal otak untuk menghasilkan hormon penstimulasi folikel (follicle- stimulating hormone-FSH) dan luteinizing hormone (LH), mengatur produksi estrogen dan progesteron bersiklus oleh ovarium seiring tiap siklus mestruasi.
Saat kadar insulin tetap tinggi karena resistansi insulin, kelenjar pituitari dalam otak menghasilkan lebih banyak LH dibanding FSH. Dalam keadaan normal, FSH dihasilkan pada awal siklus menstruasi,hingga telur dalam ovarium memiliki waktu cukup untuk dewasa. Saat sebuah folikel (telur) dominan terbentuk, LH akan dihasilkan kira-kira di pertengahan siklus untuk mempercepat pendewasaan dan pelepasan telur dominan, dan menstimulasi produksi progesteron.
Namun, saat FSH masih rendah, sebuah folikel dominan tidak akan berkembang. Beberapa folikel akan terbentuk, dan menjadi kista-kista di ovarium, sering disebut polycystic ovaries. Folikel-folikel yang tak berkembang ini bereaksi terhadap LH berlebihan dan rnenghasilkan testosteron dengan jumlah berlebih, seperti halnya testis lelaki bereaksi pada LH dan menghasilkan testosteron.
Saat kadar insulin terus-menerus ditingkatkan, seperti dalam sindrom resistansi insulin, polycystic ovary syndrome (PCOS) pun dapat terjadi. PCOS menyebabkan ovarium menjadi anovulatory, yang berarti produksi estrogen bersiklus normal, diikuti progesteron, akan berkurang atau mengalami disfungsi.
Insulin merangsang ovariurn untuk menghasilkan androgen predominan (hormon laki-laki) bila dikombinasikan dengan insulin serta glukosa yang lebih tinggi, akan menghasilkan penambahan bobot di sekitar pinggang (tipe tubuh apel, yang merupakan faktor risiko untuk kanker/kanker payudara). Tanda-tanda tubuh memiliki hormon lelaki dalam kadar yang lebih tinggi adalah jerawat, kerontokan rambut, serta bertambah banyaknya rambut tumbuh di bagian tubuh lainnya (muka, lengan dan kaki).
Jalan Menuju Kanker/Kanker Payudara:
Resistansi Insulin Dini dan PCOS
PCOS nyaris merajalela di antara perempuan berusia muda yang menjadikan junk food makanan utama mereka dan menderita resistansi insulin tingkat rendah mulai dari usia remaja. Mereka mengeluh tentang jerawat, PMS (pre-menstrual syndrome atau gejala pra-menstruasi) yang parah, serta tumbuhnya rambut di muka serta lengan secara berlebihan. Lambat-laun, mereka mulai mengeluh tentang gejala-gejala dominasi estrogen.
Dokter biasanya tak akan menghiraukan perihal pola makan dan olahraga. Dokter hanya akan menyuruh anak-anak perempuan tersebut mengonsumsi pil pengatur kelahiran dan/ atau obat-obatan diabetes oral yang menurunkan tingkat insulin. Ini adalah pendekatan yang benar-benar salah; perubahan gaya hidup yang serhana-lebih sedikit gula, pola makan lebih sehat, serta olahraga teratur-akan menyelesaikan masalah ini selang beberapa siklus menstruasi.
Mengobati perempuan-perempuan berusia muda ini dengan menggunakan pil pengatur kelahiran yang dapat meningkatkan risiko mereka terkena kanker/kanker payudara, Serta obat diabetes oral yang sering kali merusak hati (liver), seharusnya tidak dijadikan pilihan utama.
Singkat-Padat:
Memakan Junk Food Secara Berlebihan Dari Usia Dini Dapat Meningkatkan Risiko Terkena Kanker/Kanker Payudara
Memakan junk food secara berlebihan akan membuat Anda gemuk. Lemak tubuh yang meningkat serta kurangnya olahraga akan berlanjut pada resistansi insulin (merokok akan mempercepat proses ini). Resistansi insulin akan berlanjut pada keinginan untuk mengonsumsi lebih banyak karbohidrat dengan kandungan gula untuk menghasilkan energi bagi tubuh.
Maka insulin yang dihasilkan pun makin bertambah sebagai reaksi terhadap pemasukan karbohidrat meningkat, dan berat badan pun akan bertambah. Lemak berlebih akan berlanjut pada lebih banyak estrogen, yang akan mengakibatkan pertumbuhan payudara dan menstruasi secara lebih cepat.
Menstruasi pertama pada usia dini menimbulkan siklus ovulasi lebih banyak dan memproduksi estrogen lebih lama tanpa progesteron yang mencukupi. Dengan kandungan estrogen lebih lama akan meningkatkan risiko terkena kanker/kanker payudara.
Pada saat yang sama, mengkonsumsi karbohidrat sederhana lebih banyak, ditambah resistansi insulin, akan mengakibatkan kista dan kurangnya ovulasi pada saat siklus menstruasi. Sehingga produksi androgen dan estrogen berlebih, dan produksi progesteron tidak mencukupi. Produksi estrogen berlebih tanpa produksi progesteron akan berujung pada dominasi estrogen serta risiko terkena kanker/kanker payudara pun meningkat. Penggunaan hormon kontrasepsi akan meingkatkan resistansi insulin, dan ini akan memperparah semua masalah di atas.
Bila Anda memiliki remaja putri atau praremaja pemalas dan gemar mengonsumsi junk food, maka untuk Anda ingatkan agar ia terlibat dalam suatu bentuk olahraga. Olahraga beregu sepeni basket, sepakbola, maupun bola voli adalah pilihan ideal, namun bagi anak perempuan yang tidak menyukai olahraga kompetitif atau beregu, ada banyak pilihan olahraga intensif lainnya, mulai dari lari dan in-line skating, menunggang kuda atau berenang.
Lebih banyak olahraga akan menunda terjadinya pubertas, menurunkan aliran estrogen, dan memperkecil risiko terkena kanker/kanker payudara. Kita mengetahui melalui penelitian-penelitian medis bahwa perempuan usia muda yang mengikuti program olahraga aerobik secara teratur dan intensif, akan memulai masa pubernya lebih lambat serta mengalami hampir dua kali lipat penurunan risiko terkena kanker/kanker payudara nantinya.
Meskipun Anda dapat memastikan bahwa anak Anda makan dengan benar saat sarapan dan makan malam, namun Anda mungkin tidak dapat mengontrol makan siang mereka, hal ini bisa menjadi sebuah masalah. Sudah saatnya orang tua menjadi aktivis untuk mengawasi agar sekolah-sekolah menyajikan makanan sehat untuk makan siang.
Penjual junk food telah menjajah sekolah-sekolah di Amerika, dan ini seharusnya dipandang sebagai skandal nasional serta krisis kesehatan nasional. Piza dan soda, atau sepotong double cheeseburger dan shake, adalah resep untuk menghasilkan resistansi insulin dan segudang masalah kesehatan nantinya. Masalah Berlipat Ganda: Resistansi Insulin Berpadu dengan Menopause
Gejala-gejala PCOS, androgen tinggi, dan resistansi insulin dapat menjadi gejala makin dekatnya menopause. Kadar androgen lebih tinggi serta rasio pertumbuhan pinggang-ke-pinggul tinggi lemak serta berkumpul di sekitar perut) adalah faktor-faktor berisiko signifikan bagi kanker/kanker payudara.
Karena jumlah lemak bertambah di bagian pinggang akan mengakibatkan kapasitas lebih besar untuk membentuk estrogen dengan menggunakan androgen, ini lagi- lagi akan meningkatkan risiko terkena kanker/kanker payudara. Bahkan, mungkin bukan peningkatan androgen semata yang meningkatkan risiko terkena kanker/kanker payudara, namun lebih kepada kapasitas yang membesar, yang disebabkan oleh resistansi insulin, serta dapat memicu mengubah androgen menjadi estrogen dalam jaringan lemak yang berada di dekat sel-sel payudara.
Pada saat bersamaan, penurunan produksi bersiklus estrogen dan progesteron, juga jenis-jenis endrogen seperti DHEA, juga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya resistansi insulin, serta menurunnya progesterona dan pada akhirnya akan menyebabkan dominasi estrogen.
Pemberian suplemen estrogen, progesteron, dan DHEA secara baik dengan jenis-jenis secara benar (alami) serta jumlahnya tepat (fisiologis) telah terbukti menurunkan gejala-gejala yang diasosiasikan dengan resistansi insulin. Progestin sintetis seperti Provera dan jenis-jenis lain yang terdapat dalam sebagian pil-pil pengontrol kelahiran telah terbukti meningkatkan resistansi insulin.
Menarik, dan menurut kami bukanlah kebetulan bahwa kebanyakan faktor risiko terjadinya resistansi insulin juga merupakan faktor pemicu risiko terkena kanker/kanker payudara. Termasuk di antaranya adalah kenaikan berat badan drastis saat menopause, androgen tersirkulasi yang meningkat, kurangnya ovulasi, fisik tidak aktif, kebiasaan merokok, serta pola makan yang mengandung karbohidrat olahan berlebihan (junk food).
Defisiensi Androgen Adrenal Meningkatkan Risiko Kanker/Kanker Payudara
Banyak penelitian-penelitian medis menunjukkan bahwa pasien Kanker/kanker payudara yang belum menopause tingkat androgen adrenalnya menurun, khususnya DHEA dan unsur sulfatnya yaitu DHEA sulfat (DHEAS). Korelasi ini tampaknya tidak berlaku bagi perempuan yang telah mengalami menopause; dalam kasus ini DHEA tinggi sepertinya dikaitkan dengan risiko terkena kanker/kanker payudara yang bertambah tinggi pula.
Bagi perempuan yang belum mengalami menopause, tingkat DHEA dan DHEAS rendah dalam darah akan menjadi risiko Kanker/kanker payudara dalam kurun waktu sepuluh tahun. Sepengetahuan kami, tidak ada penelitian medis menetapkan apakah pemberian suplemen DHEA bagi perempuan pramenopause yang mengalami delisiensi DHEA dapat melindungi mereka terhadap kanker/kanker payudara.
Kami percaya bahwa kaitan antara DHEA rendah dengan kanker/kanker payudara pada perempuan premenopause kemungkinan besar terkait dengan peran penting DHEA dalam mempertahankan sistem kekebalan tubuh yang sehat. DHEA rendah dan kortisol tinggi-suatu keadaan yang terjadi akibat stres, dapat mengakibatkan sistem kekebalan tubuh tidak berfungsi justru dapat mendorong, bukan menghambat, pertumbuhan sel-sel kanker/kanker payudara.
Hipotiroidisme Meningkatkan Risiko Kanker/Kanker Payudara
Penelitian-penelitian sejak tahun 1950-an rnenunjukkan bahwa fungsi tiroid rendah (hipotiroidisme) membuat perempuan lebih rentan terhadap kanker/kanker payudara. Saat hormon tiroid rendah, estrogen tak akan mampu mengaktifkan cukup protein pengikat hormon, dlsebut dengan Sex Hormone Binding Globulin (SHBG) di dalam hati (liver). SHBG dalam aliran darah amat terikat pada estradiol, menjaga agar Zat tersebut tidak terlalu banyak memasuki sel serta merangsang pertumbuhan jaringan-jaringan di daerah seperti payudara juga uterus.
Akibat SHBG yang rendah pada perempuan yang menderita hipotiroid adalah lebih banyak estrogen “bebas” atau bioavailable (persediaan yang dapat digunakan untuk tubuh) dalam aliran darah, yang menyebabkan aktivitas estrogen lebih tinggi. Keseimbangan tiroid amat penting bagi kesehatan, oleh karena itu kami ingin Anda lebih memahami cara kerjanya.
Apa yang Mungkin Tidak Dikatakan Dokter Anda Kepada Anda Tentang Tiroid.
Hormon tiroid saat ini merupakan resep dokter paling umum. Meskipun penjualan estrogen mungkin masih menjadi paling menguntungkan. Prinsip tiroid simpel, kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid, menetapkan tingkat metabolis (tingkat penggunaan energi) untuk seluruh sel dalam tubuh.
Hormon tiroid dianggap sebagai pemicu, atau pemimpin seluruh aktivitas metabolisme. Seluruh mahasiswa kedokteran tahun pertama memahami hal ini. Kemudian mereka belajar bahwa ada komputer dalam kelenjar hipotalamus di otak, untuk mengawasi dan mengubah tingkat hormon tiroid untuk mengontrol aktivitas metabolisme.
Komputer ini menciptakan sebuah hormon dengan sebutan Thyrotropin Releasing Hormone (TRH), memberikan tanda ke kelenjar pituitari di otak untuk membuat hormon lain, yaitu Thyroid Stimulating Hormone (TSH, disebut juga tirotropin) nantinya akan memerintahkan kelenjar tiroid untuk menghasilkan lebih banyak atau lebih sedikit hormon tiroid.
Apabila komputer hipotalamik tersebut mendeteksi kecepatan metabolisme jadi lamban, maka ia akan memberi sinyal pada pituitari untuk menghasilkan TSH lebih banyak, yang akan memicu kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid lebih banyak.
Bila kecepatan metabolismenya terlalu tinggi, maka akan mengurangi TSH untuk memperlambat produksi hormon tiroid. Benar-benar sebuah sistem yang sangat indah! TSH tampak rendah mungkin menandakan tingkat tiroid tinggi, sedangkan bila tampak tinggi mungkin menandakan tingkat tiroid rendah.
Namun lama-kelamaan ini menjadi rumit. Anda mengira dengan mengukur level tiroid dalam aliran darah, atau level TSH, maupun TRH (tes lebih sulit), dapat menetapkan dengan mudah apakah suplemen hormon tiroid perlu diberikan atau tidak. Ternyata, cakupan “normal” itu luas.
Memiliki level tiroid yang masuk dalam kadar normal laboratorium bukan berarti bahwa tiroid atau pengaturan metabolisme Anda baik-balk saja. Apa yang normal bagi satu individu belum tentu normal bagi lainnya. Bila seseorang kekurangan energi, atau merasa dingin setiap saat, atau mengalami depresi, bergerak lamban, serta merasa tubuhnya sakit-sakitan di pagi hari (kesemuanya merupakan gejala hipotiroidisme-level tiroid rendah), mungkin penyebabnya hanyalah kurang tidur, butuh berlibur, stres, atau kekurangan nutrisi tertentu.
Bila kita menerima mentah-mentah teori salah, mengatakan bahwa hasil tes tiroid normal dapat menghilangkan seluruh permasalahan seputar tiroid, maka akan terdapat banyak hal lain yang dipertimbangkan, sementara masalah tiroid berpotensial justru diabaikan.
Hal-hal Mendasar tentang T3 dan T4.
Ini adalah pembahasan lebih mendalam tentang cara kerja hormon tiroid sebenarnya. Hormon tiroid adalah zat gabungan amat sederhana, terbuat dari sebuah asam amino (blok pembentuk protein) disebut dengan tirosin, ditambah dengan beberapa atom iodin. Sebenarnya, kelenjar tiroid menghasilkan dua hormon tiroid, yaitu tiroksin (mengandung empat iodin) juga triiodotironin (mengandung tiga iodin). Dalam istilah medisnya, tiroksin disebut T4 dan tironin disebut T3, sesuai dengan jumlah iodin dalam tiap molekul.
Tingkat T4 dalam darah lebih tinggi dibanding T3, namun T3 empat kali lebih kuat. Dalam keadaan normal, tubuh kita akan mengubah T4 menjadi T3 seperlunya. Efek tiroid keseluruhannya adalah kombinasi antara T4 dan T3, meskipun dalam pengobatan konvensional ini tidak umum dilakukan, namun terapi penggantian tiroid ideal seharusnya mempertimbangkan penggunaan T4 maupun T3.
Obat tiroid paling sering diberikan adalah Synthroid, hanya terdiri atas T4. Tiroid pelindung dihasilkan dari sapi, domba, dan/atau babi, dan mengandung kelenjar tiroid utuh dihaluskan; pemberian kedua tipe hormon tiroid dengan rasio serupa dengan tiroid manusia adalah proses yang telah terstandardisasi.
Apa yang Dilakukan oleh Harmon Tiroid.
Hormon tiroid meningkatkan jumlah dan aktivitas mitokondria, yaitu inklusi intraselular (kehidupannya terpisah dari sel namun ditemukan dalam sel) yang mengubah makanan (terutama karbohidrat) menjadi energi bagi tubuh. Mitokondria juga dapat digambarkan sebagai organel-organel kecil dalam tiap sel tubuh bertindak sebagai “kompor” pembakar makanan yang kita konsumsi, sehingga melepaskan panas dan energi, yang akan disimpan untuk digunakan nantinya.
Tiroid meningkatkan eflsiensi kompor-kompor intraselular ini, hingga nutrien- nutrien jika kita konsumsi dapat dibakar secara lebih eflsien. Saat tiroid tidak bekelrja seperti seharusnya, kompor-kompor mitokondria tak akan melakukan pembakaran dengan benar, hingga kita akan menderita karena suhu tubuh rendah dan kekurangan energi. Tidak tahan terhadap dingin dan mudah lelah adalah dua gejala paling umum yang digunakan oleh para dokter untuk mendiagnosa kadar tiroid rendah.
Tiroid meningkatkan sintesis protein (untuk pertumbuhan dan perbaikan), merangsang sistem saraf (untuk kesigapan dan refleks lebih cepat), serta merangsang sistem endokrin (hormon) pada umumnya. Kekurangan tiroid dapat menyebabkan gejala yang amat beragam.
Sebagian kecil dari gejala-gejala tersebut adalah mudah lelah, mudah merasa kedinginan dibanding kebanyakan orang, sulit menumukan berat badan, nyeri otot, lamban secara mental, kulit kering, rambut kering, kerontokan rambut, merasa lelah saat bangun tidur, sering merasa cemas dan/atau depresi, gejala menopause yang meningkat, detak jantung lambat, serta masalah pencernaan.
Masing-masing gejala ini mungkin saja disebabkan oleh hal lain, namun bila cukup banyak yang nampak, maka cukup bijaksana bila kita mempertimbangkan kemungkinan hipotiroidisme. Orang-orang dengan tiroid kurang aktif juga dapat menunjukkan kecenderungan akan kerusakan autoimmun.
Tiroid rendah juga dapat memperkuat efek-efek buruk penyakit lain, karena semua tindakan metabolis membutuhkan energi, dan hormon tiroid menetapkan tingkat energi tersebut. Bila tiroid Anda rendah, energi pun akan jadi rendah, dan tubuh akan lebih sulit menangani kondisi-kondisi seperti stres, kurang tidur, tlu serta infeksi virus atau bakteri lainnya, kurang gizi, anemia, luka atau operasi. Tanpa tingkat tiroid yang cukup, penyembuhan akan tertunda.
Penyebab Potensial Hipotiroidisme Lainnya
Mengapa kekurangan tiroid begitu sering terjadi di masa sekarang? Secara historis, kekurangan iodin adalah penyebab hipotiroidisme dan gondok (pembengkakan kelenjar tiroid) paling umum. Bila jumlah iodin tidak cukup, produksi hormon tiroid akan berbuntut pada penyimpanan tiroksine di kelenjar, bukannya dilepaskan ke sirkulasi. Ini akan mengakibatkan pembengkakan pada kelenjar, sehingga terjadi gondok.
Kondisi ini sering dialami oleh mereka, tidak tinggal di dekat laut, karena seluruh ikan laut, hewan cangkang laut, Serta rumput laut mengandung iodin. Kini iodin telah ditambahkan pada garam, dan pangan laut pun lebih mudah didapat, hingga kekurangan iodin tidak sebanyak dulu. Wabah kekurangan tiroid yang kita alami saat ini bukanlah akibat kekurangan tiroid. Kita harus mencan sebab yang lain.
Fakktor Dominasi Estrogen
Tak ada hormon bekerja sendiri tanpa berhubungan dengan hormon lain. Semuanya berfungsi dalam jaringan halus dan kompleks saling berhubungan satu sama lain. Bila tiroid rendah, maka produksi kortisol dan hormon seks akan terhambat. Estrogen menghalangi kerja hormon tiroid, itu akan membuat hormon tiroid makin terkurang. Sebaliknya, progesteron, kortisol dan testoseron adalah kutu tiroid.
Hipotinoid sering terjadi pada perempuan, terutama pada periode perimenopause (sekitar masa menopause) saat estrogen endominasi dan progesteron sedang rendah. Dominasi estrogen terus- menerus, paling mungkin terjadi pada periode perimenopause, menciptakan siklus fungsi tiroid menumn, SHBG yang menurun, serta peningkatan-peningkatan lebih jauh dalam estrogen yang tertumpuk. Kanker/kanker payudara lebih sering terjadi pada periode ini.
Terapi progesteron biasanya mengembalikan aktivitas tiroid normal, mungkin dengan tindakan-tindakan anti-estrogennya. Lagi-lagi, dominasi estrogen, tanpa diimbangi oleh progesteron, menjadi biang keladi hubungan antara disfungsi tiroid dengan kanker/kanker payudara.
Dr. Zava sering kali mendapati apa yang ia gambarkan sebagai resistansi tiroid, di mana parameter-perameter tiroid yang diukur dalam darah tidak normal (TSH, T4, dan T3 normal) namun terdapat pula gejala-gejala khas seseorang dengan kadar tiroid rendah. Individu-individu tersebut hampir selalu menderita karena ketidakseimbangan yang parah dalam hormon steroid mereka.
Saat memonitor hormon-hormon serta gejala dari kelenjar air liur manusia, Dr. Zava mendapati bahwa dominasi estrogen (biasanya diasosiasikan dengan estrogen normal atau tinggi, tapi dengan progesteron rendah) serta disfungsi adrenal (kortisol rendah maupun tinggi) amat berkorelasi dengan gejala- gejala yang sering ditemukan pada kasus tiroid rendah.
Bila dokter mengatakan pada Anda bahwa hormon tiroid Anda normal, namun Anda sering mengalami gejala-gejala klasik tiroid, mungkin sebaiknya Anda mengetes hormon steroid dalam air liur.
Faktor Autoimun
Sistem kekebalan (imun) tubuh juga merupakan faktor amat berperan dalam hipotiroidisme. Khususnya, penyakit antibodi anti-tiroid (Hashimoto is T hyroiditis), dulunya dianggap langka, kini mudah didapat, terutama di kalangan perempuan. Serangan antibodi terhadap tiroid menyebabkan kekacauan dalam siklus hormon.
Gejala ini mungkin akan memicu hipertiroidisme (peningkatan T4 atau tiroid berlebih) atau hipotiroidisme klasik (kadar T4 rendah). Berhubung biasanya penyebabnya tak diketahui, pengobatan secara konvensional akan memberikan suplemen tiroid cukup untuk menurunkan tingkat TSH sampai menjadi amat rendah, hingga dapat menghentikan sintesis hormon tiroid endogenous (dibuat dalam tubuh) secara efektif.
Faktor Fluorida
Sebenarnya, molekul tiroid hanyalah molekul tironin yang dilengkapi beberapa iodin. Tiroid hanya dapat bekerja bila dipasangkan dengan iodin. Iodin adalah sejenis halogen, Salah satu kelompok elemen non-metalik termasuk juga fluorin, klorine dan bromin. Bila Anda memerhatikan tabel elemen periodik, akan terlihat bahwa semua elemen tersebut membutuhkan satu elektron lagi agar dapat memiliki lingkar elektron luar yang utuh.
Semua elemen tersebut mencari cara untuk mendapatkan satu elektron lagi. Dalam reaksi kimia, sebuah halogen yang lebih reaktif akan menggantikan yang kurang reaktif. Iodin merupakan terbesar di antara empat halogen umum, dan aktivitas kimiawinya paling sedikit dibanding denagn lainnya, sementara tluorin adalah halogen paling kecil dan paling aktif secara kimiawi.
Dalam dua generasi, serapan kita terhadap fluorida telah meningkat tajam akibat air serta pasta gigi. Sebelumnya, pemasukan fluorida per hari bagi manusia pada umumnya adalah 0,1 mg per hari. Saat ini pemasukan fluorida, bahkan di masyarakat belum ter- fluorida-isasi, mencapai 30 hingga 40 kali lipat lebih banyak.
Bila tluorin (unsur dasar fluorida) menggantikan iodin dalam struktur tiroksin, maka tiroksin akan menjadi tidak sesuai bagi efek hormon tiroid. Bertahun- tahun lalu, fluorida digunakan untuk mengobati hipertiroidisme. Kenapa sekarang peracunan fluorida ini dibiarkan saja? Tyrosin yang tertluoridaisasi tidak hanya tak sesuai bagi produksi tiroksin, namun juga dapat merangsang pembentukan antibodi, kemudian akan berbuntut pada tiroiditis.
Faktor Xenohormon
Banyak racun petrokimia juga dikenal sebagai pengganggu endokrin atau xenohormon, dan tiroid adalah salah satu sistem endokrin terganggu oleh polutan-polutan ini. Mengenai tiroid, kita mengetahui satu mekanisme pengerusakan cukup nyata. Molekul tiroksin memiliki struktur amat serupa dengan polychlorinated biphenyl (PCB), banyak tardapat dalam polutan-polutan industri, tidak hanya bersifat estrogenik namun juga merupakan racun bagi kelenjar tiroid itu sendiri.
Perkembangan telinga bagian dalam embrio manusia memerlukan hormon tiroid. Bila terpapar oleh PCB, perkembangan koklear akan terhambat, hingga janin akan mengalami hilangnya kemampuan mendengar nada rendah. Hewan yang terpapar oleh PCB akan menderita tumor tiroid-saat ini sering terjadi pada kucing.
Amatlah mungkin bahwa chlorinated biphenyl dipandang sebagai tiroksin tidak normal oleh sistem kekebalan tubuh. Dalam proses ini, antibodi seseorang akan menyerang kelenjar tiroid. Maka PCB atau penghambat endokrin petrokimia (hormon) lain serupa bisa menjadi penyebab utama hipotiroidisme yang diakibatkan oleh tiroiditis.
Kadar Melatonin Rendah Meningkatkan Risiko Kanker/Kanker Payudara.
Kelenjar pineal adalah organ tubuh sebesar biji jagung, terletak di pusat otak. Kelenjar ini bertanggung jawah atas produksi melatonin, sebuah hormon berperan sebagai pengatur siklus tidur. Hormon ini juga berperan dalam mengatur hormon-hormon ovarium dan kekebalan tubuh, dan juga menipakan anti-oksidan.
Tingkat melatonin amat tinggi saat masa kanak-kanak, namun menurun secara dramatis setelah pubertas dan terus turun seiring usia. Pada awal tahun 1980-an, seorang peneliti berkebangasaan Amerika mendapati bahwa melatonin mencegah terjadinya tumor payudara diakibatkan oleh zat kimia karsinogen dimethylbenzanthracene (DMBA) pada tikus.
Penelitian yang lebih lanjut dengan menggunakan sel-sel kanker/kanker payudara manusia dalam tabung kultur (in vitro) menunjukkan hasil sama. Pertumbuhan sel-sel kanker/kanker payudara ditekan sebesar 75 persen oleh melatonin.
Tabung tes serta penelitian terhadap hewan ini mendukung penelitian-penelitian klinis (melibatkan manusia) menunjukkan bahwa tingkat melatonin malam hari dalam air seni pasien kanker/kanker payudara lebih rendah dibandingkan dengan perempuan sehat.
Pengamatan menarik lainnya yang dilakukan oleh ahli bedah syaraf selama bertahun- tahun adalah kelenjar pineal dalam pasien penderita kanker/kanker payudara memiliki kemungkinan untuk terkalsifikasi lebih tinggi, dan ini berarti kemungkinan menghasilkan melatonin pun menjadi kecil.
Penelitian-penelitan lain membenarkan bahwa perempuan dengan kanker/kanker payudara tahap awal memiliki tingkat sirkulasi melatonin lebih rendah. Sulit mengetahui apakah tingkat melatonin rendah merupakan penyebab dari kanker/kanker payudara atau akibat dari kanker/kanker payudara, atau mungkin, dikarenakan masalah kesehatan lainnya yang tidak ada hubungannya dengan ini.
Tingkat melatonin tinggi menurunkan produksi estrogen dan progesteron oleh ovarium, dan tanggapan hal ini diperkirakan dapat melindungi dari kanker/kanker payudara. Penelitian-penelitian seperti ini, meskipun tidak dikhususkan untuk menyelidiki peran melatonin dalam mencegahan kanker/kanker payudara, dapat saja memberikan petunjuk tentang topik yang penting ini.
Saat ini, melatonin telah tersedia di apotek atau toko makanan sehat, dan digunakan oleh jutaan orang untuk membantu tidur mereka. Ini amat berhasil untuk orang berusia lanjut dan memiliki tingkat melatonin amat rendah serta sering kesulitan tidur.
Namun, bila Anda berusia kurang dari 50 tahun, mungkin lebih baik tidak menggunakan melatonin kecuali bila Anda kurang tidur dan tidak dapat menemukan sebab lain seperti, dominasi estrogen, terlalu banyak mengonsumsi kafein, atau stres. Seperti halnya seluruh hormon yang ada di tubuh kita, lebih banyak melatonin bukan berarti lebih baik. Bila terpaksa meng- gunakannya, Anda hanya butuh 1 mg atau kurang dari itu sebelum tidur.
Prolaktin Tinggi Tingkatkan Risiko Kanker/Kanker Payudara.
Prolaktin dan estrogen memiliki hubungan kuat. Prolaktin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari otak, paling dikenal karena perannya menstimulasi produksi air susu ibu, serta pembelahan sel payudara. Namun, hormon ini memiliki lebih dan 300 efek terhadap tubuh manusia.
Estrogen merangsang sekresi prolaktin dan meningkatkan pembentukan reseptor prolaktin dalam jaringan payudara, yang akan menambah kepekaan payudara terhadap prolaktin. Sedangkan prolaktin merangsang sintesis reseptor estrogen dan juga reseptornya sendiri, hingga memberikan sistem umpan balik positif untuk menghasilkan tindakan-tindakan pendukung pertumbuhan estrogen terhadap payudara.
Penelitan baru-baru ini menunjukkan bahwa beberapa jenis tumor penyebab kanker/kanker payudara mulai menghasilkan prolaktin sendiri, dan akan merangsang pertumbuhan tumor.
Progesteron menghalangi tindakan estrogen maupun prolaktin dengan cara mengatur reseptor kedua hormon tersebut agar menjadi lebih rendah. Penelitian-penelitian klinis, dilakukan oleh Dr. Patrick Walsh dan rekan-rekannya menemukan bahwa tingkat estradiol dan prolaktin meninggi selama beberapa hari terakhir fase luteal (pertengahan siklus) pada perempuan premenopause yang memiliki penyakit payudara ringan (Benign Breast Disease-BBD), namun ini tidak ditemukan pada perempuan yang pernah terkena penyakit di payudara.
Anehnya, tingkat estradiol dan prolaktin meninggi dalam darah hanya ditemukan saat sampel diambil pada sore atau malam hari, tidak pada pagi hari. Penulis penelitan ini menyimpulkan bahwa “konsentrasi prolaktin yang meningkat mungkin merupakan pertanda aktivitas estrogenik sedang meningkat di baliknya”.
Tidak seperti estradiol, Estriol tidak meningkatkan sintesis prolaktin, mungkin menjadi penyebab di balik tindakan-tindakan protektif estriol dalam perihal pencegahan kanker/kanker payudara.
Perempuan memiliki tingkat prolaktin tinggi biasanya merasa lebih baik saat menggunakan krim progesteron, sepertinya bekerja menurunkan tingkat prolaktin.
Perempuan memiliki tingkat prolaktin tinggi biasanya merasa lebih baik saat menggunakan krim progesteron, sepertinya bekerja menurunkan tingkat prolaktin.
Remaja yang Mengonsumsi Pil Pengatur Kelahiran Meningkatkan Risiko Kanker Payudara
Mengonsumsi pil pengatur kelahiran akan meningkatkan risiko kanker/kanker payudara bagi remaja. Telah dipastikan bahwa bila anak perempuan berusia 13-18 tahun- ini juga berlaku bagi perempuan yang berusia hingga 21 tahun, meskipun efeknya lebih sedikit namun tetap signifikan-menggunakan pil pengatur kelahiran, risiko mereka terkena kanker/kanker payudara dapat meningkat hingga 600 persen.
Makin muda seseorang menggunakan hormon kontraseptif, makin besar risikonya terkena kanker/kanker payudara. Perempuan saat ini mencapai kedewasaan jauh lebih cepat dibanding 10-20 tahun lalu, dan lebih bebas menggunakan hormon kontraseptif, hingga kita harus bertanya-tanya apakah skenario ini akan berbuntut pada kenaikan angka kanker/kanker payudara secara signifikan, terutama kanker/kanker payudara premenopause- sifatnya cenderung lebih agresif.
Kita sudah mengetahui bahwa penggunaan alat kontrasepsi di antara kalangan remaja meningkatkan risiko terkena kanker/kanker payudara. Namun tragisnya, FDA memperbolehkan pengiklanan pil pengaturan kelahiran dalam majalah-majalah remaja untuk pengobatan jerawat.
Mengapa pil pengatur kelahiran meingkatkan risiko kanker/kanker payudara? Sebagian ilmuwan mengatakan bahwa ini disebabkan oleh jenis estrogen dan progestin sintetis yang terdapat dalam alat-alat kontrasepsi. Hormon-hormon alami digunakan untuk membuat hormon-hormon sintetis telah dilapisi oleh tambahan molekul-molekul lain agar dapat dipatenkan dan dapat lebih mudah diasimilasikan dalam bentuk pil, hingga “monster Frankenstien” atau progestin sintetis yang dihasilkan sering kali menjadi molekul pengacau, dan bebas bergaul dengan reseptor-reseptor hormon lainnya.
Sebagai contoh, beberapa jenis progestin sintetis bisa saja melakukan aktivitas estrogenik, hingga menyebabkan stimulasi terus-menerus pada jaringan payudara. Tambah lagi, semakin muda seorang perempuan, maka makin banyak sel belum berkembang dan lebih mudah dirusak oleh unsur-unsur penyebab kanker/kanker payudara yang terdapat dalam jaringan payudaranya.
Seiring berjalannya waktu, sel-sel payudara ini makin dewasa dan lebih berkurang kerentanannya terhadap serangan hormon berlebih terdapat dalam pil-pil pengatur kelahiran. Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, kehamilan, mengakibatkan peningkatan honnon-honnon protektif (progesteron, estriol, hcg), dapat membantu sel muda untuk tumbuh dewasa hingga mencapai bentuk tidak terlalu rentan terhadap serengan-serangan penyebab kanker/kanker payudara.
Alih-alih memberikan waktu pada jaringan payudara untuk tumbuh dewasa, stimulasi terus-menerus oleh estrogen kontraseptif ini akan lebih meningkatkan kerentanan sel-sel payudara terhadap karsinogen.
Hormon kontraseptif memiliki masalah lain, yaitu bersifat menyebabkan keadaan anovulasi (kurangnya ovulasi), menghambat produksi hormon alami ovarium, termasuk progesteron, bersama seluruh sifat-sifat protektifnya. Progesteron sintetis terdapat dalam semua pil pengatur kelahiran bukanlah pengganti progesteron; progesteron sintetis tidak memiliki manfaat seperti ada pada progesteron alami dan memiliki banyak efek negatif tersendiri.
Pil pengatur kelahiran juga dikenal dapat mengurangi kadar sejumlah vitamin, termasuk vitamin B6 dan asam folik. Asam folik penting untuk melindungi DNA dari kerusakan, kemungkinan besar terjadi saat terdapat jiumlah hormon sintetis berlebihan. Kekurangan vitamin-vitamin ini ini juga dikenal dapat menjadi salah satu penyebab hiperplasia (penyebab kista), dan masuk akal bila kita menduga bahwa kekurangan tersebut juga dapat menyebabkan proliferasi sel-sel payudara secara berlebihan.
Maka, pil pengatur kelahiran digunakan untuk mengobati Kanker/kanker ibarat pedang bermata dua: tak hanya merusak DNA, namun juga mengurangi kapasitas tubuh untuk melindungi dan memperbaikinya.
Pubertas Dini Meningkatkan Risiko Kanker/Kanker Payudara
Anak-anak perempuan makin cepat mencapai pubertas, dan ini meningkatkan risiko mereka terkena kanker/kanker payudara. Komunitas medis tidak ingin menghadapi akibat yang menjadi penyebab mereka mendapat risiko terkena kanker/kanker payudara.
Maka, alih-alih mencari penyebab risiko terkena kanker/kanker payudara, mereka malah menetapkan usia pubertas “normal” menjadi lebih muda hingga menjadi sesuai dengan fenomena peningkatan risiko terkena kanker/kanker payudara yang berlangsung.
Pubertas dini merupakan risiko kanker/kanker payudara yang telah lama dikenal. Maikn cepat seorang perempuan mencapai pubertas, makin panjang jaringan payudaranya dapat terkena oleh unsur-unsur berbahaya penyebab kanker/kanker payudara (bahan-bahan kimia, radiasi, estrogen).
Pubertas dini dikombinasikan dengan keterlambatan hamil, atau tidak memiliki anak sama sekali, merupakan faktor lain yang meningkatkan kerentanan perempuan terkena kanker/kanker payudara. Di masa lalu, nenek moyang kita mencapai kedewasaan seksual jauh lama dibanding sekarang, dan mengandung diusia yang lebih muda. Faktor-faktor ini saja dulu telah menurunkan kerentenan mereka terhadap kanker/kanker payudara.
0 Response to "Faktor Lain Yang Mempengaruhi Kanker Payudara"
Posting Komentar