Kenapa Orang Bisa Terkena Kanker?

Kenapa Orang Bisa Terkena Kanker?

Kanker adalah penyakit umum. Satu dari tiga orang bisa diduga terdiagnosa salah satu jenis kanker semasa hidupnya. Di lnggris, kanker/kanker payudara adalah penyakit kanker paling umum yang diderita para wanita dan penyebab utama kematian. 

Sekitar 1 dari 9 wanita bisa diperkirakan mengidap kanker/kanker payudara di masa hidupnya. Terdapat sekitar 41.000 kasus kanker/kanker payudara baru yang terdiagnosa pada wanita setiap tahunnya. Namun hanya 42 kasus kematian per 100.000 wanita per tahun untuk kasus kanker/kanker payudara dari seluruh populasi.

Meskipun dari angka-angka ini, kaum wanita diuntungkan dengan adanya kemajuan pendeteksian dan pengobatan kanker, menyebabkan angka kematian yang terus menurun di lnggris dibandingkan tempat-tempat lain di dunia. 

Karena merupakan penyakit umum, banyak wanita yang hidup dan menghabiskan seluruh hidupnya dengan diagnosa kanker/kanker payudara. Diperkirakan Iebih dari 170.000 wanita yang tinggal di Inggris didiagnosa kanker

Kasus kanker/kanker payudara Berbeda-beda di seluruh dunia dengan angka tertinggi muncul pada wanita di negara-negara barat yang berkembang dan angka terendah terdapat pada wanita-wanita di negara-negara timur. 

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi munculnya kasus- kasus kanker/kanker payudara. Kemungkinan mereka merupakan gabungan dari faktor Iingkungan dan faktor keturunan. Kasus payudara dalam sepuluh tahun terakhirnya. 

Kanker/kanker payudara tercatat lebih rendah di jepang ketimbang di lnggris, di Amerika dan Australia bahkan menyamai kesuksesan bidang ekonominya. Hal ini menunjukkan kalau tingkat ekonomi suatu negara tidak berpengaruh pada kasus kanker/kanker payudara. 

Namun frekuensi kasus kanker/kanker payudara bisa bertambahjikalau seseorang pindah dari daerah berisiko rendah ke yang berisiko tinggi.

Apa maksud ungkapan Angka 1 dan 9 wanita mengidap kanker dimasa hidupnya? Bila seorang wanita hidup sampai usia 90 ada 12 persen peluang dia akan terkena kanker/kanker payudara di sepanjang usianya. Kebanyakan wanita meninggal dunia karena penyebab-penyebab selain kanker seperti penyakit jantung koroner atau stroke.

 

Penyebab Dan Faktor-Faktor Risiko

Ada beragam faktor yang membuat wanita berada pada risiko Iebih tinggi atau bahkan menurunkan risiko terkena kanker payudara. Dari beberapa faktor ada yang tidak bisa diubah misalnya, menuanya usia dan menjadi wanita. Namun, kaum wanita bisa menerapkan pola hidup sehat dan mengurangi faktor-faktor risiko yang sudah mereka ketahui. 

Wanita juga harus `sadar payudara’ dan rutin memeriksa sendiri payudara mereka, setiap bulannya, jadi mereka akan tahu apabila terjadi perubahan pada payudaranya. 

Mereka juga bisa melakukan pemeriksaan mamografi secara teratur melalui Program Pemeriksaan Payudara di Rumah Sakit setempat Program yang dikenal sebagai `sadar payudara' ini akan dikupas pada Artikel selanjutnya.

Penyebab kanker payudara bisa dibagi kedalam tiga kelompok utama:

  • Sporadis(acak)
  • Hubungan keluarga
  • Turunan
  • Sporadis

Kebanyakan kanker/kanker payudara (sampai delapan dari sepuluh kasus) terjadi secara acak, inilah yang disebut sporadis. Disebabkan adanya perubahan spontan gen pada sel tertentu, dan ketika satu sel sudah terinfeksi, sel ini bisa menjadi sel kanker. Sel yang terinfeksi ini akan memisahkan diri dan berkembang biak tidak seperti sel-sel lain yang mempunyai gen normal. 

Belum diketahui apa penyebab perubahan sel pada kanker/kanker payudara ‘sporadis'. Tapi kebanyakan, perubahan tersebut disebabkan oleh faktor-faktor berbeda yang berhubungan dengan pengaruh lingkungan atau perilaku substansi kimia (hormon) dalam darah.

 

Turunan

Kanker/kanker payudara yang diturunkan dari orang tua ke anak prosentasenya Iebih sedikit 1 banding 10 dari seluruh kasus kanker payudara (lihat halaman 9 dan Bab 2, halaman 60).

 

Hubungan keluarga

Yang terakhir sekitar satu banding lima, adalah ‘hubungan keluarga’. Artinya mereka bisa masuk ke gen rusak yang mana paling banyak dipunyai pada suatu keluarga tertentu. Karena ada Iebih banyak kasus pada keluarga-keluarga tertentu dari pada biasanya, maka pola paten bagaimana gen salah ini bisa berpindah dari orang tua ke anak. Masih belum diketahui.

 

Faktor-faktor Resiko Kanker Payudara

Bermacam faktor risiko tertulis di bawah ini dan digolongkan apakah mereka mengurangi atau menambah risiko akan kanker/kanker payudara. Faktor-faktor yang meningkatkan risiko kanker/kanker payudara:

  • Negara kelahiran (tempat penderita tumbuh dan berkembang)
  • Bertambahnya usia
  • jenis kelamin perempuan
  • Pernah mempunyai kanker/kanker payudara
  • Punya sejarah keluarga pengidap kanker/kanker payudara
  • Kelainan jaringan payudara saat biopsi
  • Kepadatan bintil kecil (bayang-bayang) saat mamografi
  • Radiasi dosis tinggi pada dada
  • Paparan estrogen yang Iama
  • Merokok
  • Berat badan berlebihan
  • Pecandu berat alkohol
  • Tempat kediaman di kota dan kelas sosial
  • Ras/etnis
  • Negara kelahiran (tempat penderita tumbuh dan kembang)

Wanita berisiko Iebih tinggi terkena kanker/kanker payudara apabila mereka terlahir di Amerika Bagian Utara atau Eropa Utara; sedangkan berisiko Iebih rendah jikalau mereka terlahir di Asia atau Afrika. Wanita yang pindah dari negara berisiko rendah ke Negara berisiko tinggi otomatis akan terkena pengaruh dari Negara yang baru tersebut. 

Jelas bahwa semakin dini seorang wanita pindah ke negara 'berisiko tinggi’, semakin tinggi pula risikonya terkena kanker/kanker payudara dibandingkan dengan risiko di negara asalnya, Sebagai contoh, seorang gadis jepang yang pindah ke Amerika Utara akan memiliki risiko wanita Amerika yang Iebih tinggi dari pada wanita jepang yang mana berisiko Iebih rendah.

 

Bertambahnya Usia

Delapan puluh persen wanita yang terdiagnosa kanker payudara di Inggris berusia di atas 50 tahun. Separuh dari total keseluruhan kasus kanker/kanker payudara ditemukan pada wanita berusia antara 50 - 64 tahun. Salah satu alasannya karena pada usia ini kebanyakan wanita melakukan mamografi pada Program Pemeriksaan Payudara di Rumah Sakit Setempat. 

Kanker/kanker payudara jarang terjadi pada wanita berusia di bawah 30. Tabel berikut memperlihatkan perhitungan risiko berkembangnw kanker/kanker payudara seiring dengan usia. Tabel 1 Perhitungan risiko berkembangnya kanker/kanker payudara seiring dengan usia.

  • Risiko sampai usia 25
  • Risiko sampai usia 30
  • Risiko sampai usia 40
  • Risiko sampai usia 50
  • Risiko sampai usia 60
  • Risiko sampai usia 70
  • Risiko sampai usia 80
  • Risiko sampai usia 85

Risiko seumur hidup (semua usia)
  • 1 di antara 15.000 Wanita
  • 1 di antara 1.900 Wanita
  • 1 di antara 200 Wanita
  • 1 di antara 50 Wanita
  • 1 di antara 23 Wanita
  • 1 di antara I5 Wanita
  • 1 di antara 11Wanita
  • 1 di antara 10 Wanita
  • 1 di antara 9 Wanita
Sumber: Laporan Kanker/kanker payudara, Februari 2004, Penelitian Kanker lnggris.

 

Jenis Kelamin Perempuan

Menjadi wanita adalah faktor risiko pasti terkena kanker payudara. Sembilan puluh sembilan persen dari semua kasus kanker payudara terjadi pada wanita. Sebenarnya kanker/kanker payudara juga terjadi pada pria tapi itu sangatlah jarang (sekitar 1 persen). 

Di lnggris, kasus pada pria adalah 1 di antara 100.000 dengan sekitar 290 kasus kanker/kanker payudara pria yang terdiagnosa setiap tahunnya (bandingkan dengan 41.000 kasus kanker/kanker payudara wanita). 

Faktor risiko kanker/kanker payudara pada pria adalah karena adanya perubahan atau gen kanker/kanker payudara cacat(BRCA1, BRCA2, TP53), radioterapi dada yang pernah dilakukan, dan Iain-lain seperti, ginekomastia, testis yang gagal turun, kegemukan, dan berlebihnya hormon estrogen.

 

Pernah Mempunyai Kanker Payudara

Wanita yang diobati kankernya pada satu payudara memiliki peningkatan risiko kanker lima kali Iipat yang timbul pada payudara mereka lainnya dibandingkan dengan populasi pada umumnya. 

Ini berarti bahwa sekirar 1 dalam setiap 100 orang wanita yang mengidap kanker/kanker payudara berkembang kanker pada payudara lainnya setiap tahun. Karena itu wanita sebaiknya memeriksa payudara mereka setiap bulan dan melaporkan adanya perubahan-perubahan baru pada payudara mereka. Semua klinik kanker memiliki tata cara tindak lanjut bagi wanita yang telah diobati karena kanker/kanker payudara.

 

Punya Sejarah Keluarga Pengidap Kanker Payudara

Ketahuilah bahwa gen-gen kanker payudara tertentu yang diturunkan dari generasi ke generasi pada keluarga tertentu bisa menyebabkan kanker payudara. Manakala gen kanker/kanker payudara itu diwarisi dan kanker/kanker payudara berkembang pada diri orang tersebut, maka kanker ini dianggap sebagai ‘turunan’. Ini bukanlah penyebab umum kanker/kanker payudara. 

Para keluarga di mana terdapat banyak yang mengidap kanker/kanker payudara besar kemungkinan membawa gen kanker/kanker payudara yang sudah berubah atau kelainan namun hanya sekitar 3 persen dari para keluarga dengan riwayat kanker/kanker payudara membawa suatu gen. 

Orang tua tidak selalu menurunkan kelainan gen pada anak mereka. Peluang menurunkannya adalah 1 dalam 2 (peluangnya 50 persen).

 

Gen BROA1 dan BRCA 2

BRCA1 dan BRCA2 merupakan gen yang diketahui berhubungan dengan kanker/kanker payudara. Wanita yang mewarisi kelainan gen BRCM atau BRO\2 mengalami peningkatan risiko kanker payudara, rahim, dan mungkin juga usus (perut besar). 

Pria juga memiliki risiko kanker/kanker payudara (Iebih kepada gen BRCA2) yang cukup tinggi dan kemungkinan kanker prostat, Pemeriksaan terhadap gen-gen tersebut penting namun tidak seluruhnya tepat, dan ada banyak, namun belum ditemukan gen lain yang boleh jadi menyebabkan kanker/kanker payudara.

Membawa kelainan gen kanker/kanker payudara tidak harus berarti bahwa wanita tersebut akan mengidap kanker/kanker payudara. Mutasi gen pada payudara adalah apa yang menyebabkan berkembangnya kanker/kanker payudara. Di sinilah mengapa sebagian wanita pembawa gen tersebut yang cenderung berlangsung selama hidup tanpa berkembang menjadi kanker/kanker payudara. 

Ini juga yang menjadi alasan mengapa wanita kembar yang sama (yang memiliki gen yang sama pada kedua kembaran itu) dengan kanker/kanker payudara mungkin tidak pernah berkembang kanker tersebut. Risiko-risiko selama hidup diperkirakan antara 60-90 persen. 

Perbedaan- perbedaan pada angka perkiraan tersebut cukup besar karena didasarkan atas penelitian terhadap perbedaan populasi dan mutasi gen yang menghasilkan perkiraan ini. Kanker/kanker payudara cenderung terjadi di usia-usia muda pada wanita yang membawa kelainan gen BRA1 atau BRCA2.

Pada populasi umum, diperkirakan bahwa 1 dalam 800 wanita adalah pembawa kelainan gen BRCA1. Terdapat pengaruh luasnya mutasi genetika yang cukup tinggi baik pada gen BRCA1 maupun BRCA2 pada wanita keturunan Yahudi Ashkenazi, dan karenanya para wanita tersebut berisiko tinggi terkena kanker payudara dan rahim.

 

Kelainan Jaringan Payudara Saat Biopsi

Kelainan jaringan payudara biasanya diketahui ketika wanita menjalani biopsi inti bagi kelainan payudara yang ditemukan pada saat pemeriksaan. Risiko-risiko yang diuraikan di bawah untuk setiap kondisi tetap berlangsung pada diri wanita tersebut selama hidupnya. Sebagai contoh, risiko kanker/kanker payudara yang relative pada wanita dengan hiperplasia atipical (slang dada atau lobulus) berkurang dan makin Iama mereka tetap bebas dari kanker/kanker payudara.

  • Hiperplusia Ductus Atipikal
Wanita yang memiliki hiperplasia ductus atipikal (HDA), tanpa riwayat keluarga yang mengidap kanker/kanker payudara, memiliki risiko meningkatnya kanker/kanker payudara empat kali lipat. Risiko ini kian bertambah jika dia memiliki riwayat keluarga yang mengidap kanker/kanker payudara pada keluarga garis pertama (ibu, saudara perempuan, anak perempuan. Risiko kanker/kanker payudara ini bersifat timbal balik (sama) yang kemungkinan terjadi pada salah satu dari kedua payudara tersebut).

  • Hiperplasia Lobular Alipikal
Wanita dengan hyperplasia lobuIus aripikal (HLA) memiliki risiko meningkatnya kanker/kanker payudara yang sama dengan yang dialami HDA (Iihat di atas).

  • Karsinoma Lobulus In Situ
Karsinoma lobulus in situ (KLIS) adalah penanda bagi kanker/kanker payudara; ini ditandai pada wanita dengan meningkatnya perkembangan serangan kanker sesudahnya. Kendatipun demikian, istilah ‘karsinoma’ dengan namanya, bukanlah kanker dalam pengertian kata itu sesungguhnya. Risiko berkembangnya kanker pada salah satu dari kedua payudara adalah sekitar 1 persen per tahun. Risiko ini Iebih besar di mana terdapat riwayat keluarga yang positif terkena kanker/kanker payudara.

 

Bekas Luka Radiasi

Risiko kanker/kanker payudara pada wanita yang memiliki bekas Iuka radiasi meningkat berpotensi dua kali lipat dari populasi normal.

  • Mitos : Saya khawatir kalau saya berisiko meningkatnya Kanker/kanker payudara karena ada gumpalan di payudara dan saya telah diberitahu adanya fibrokista tumor yang berubah pada payudara saya.
  • Fakta : Fibrokista tumor yang berubah tidak meningkatkan risiko kanker/kanker payudara

 

Kepadatan Bintil Kecil (Bayang-Bayang) Saat Mamografi

Penelitian telah menunjukkan bahwa wanita dengan Perbandingan jaringan padat yang tinggi saat mamografi berpotensi meningkatnya risiko kanker/kanker payudara dua hingga empat kali. Ini mungkin karena HDA dan HLA Iebih umum pada payudara yang padat.

 

Radiasi Dosis Tinggi Pada Dada

Radiasi dosis tinggi pada dada (radioterapi) terkait dengan meningkatnya risiko kanker/kanker payudara terutama jika kemunculannya pada usia muda (di sela-sela masa puber dan usia 30 tahun). 

Para pasien yang diobati karena penyakit Hodgkin (kanker getah bening) dengan cara ini berpotensi meningkatnya risiko kanker/kanker payudara tiga sampai delapan kali, tergantung pada dosis radiasi pada dada dan indung telur, dan apakah dilakukan kemoterapi atau tidak di saat itu. 

Risikonya kian meningkat seiring meningkatnya dosis radioterap pada dinding dada. Risiko-risiko tersebut berkurang dengan teknik- teknik radioterapi modern dan rendahnya dosis-dosis radioterapi yang mengurangi jumlah jaringan payudara yang terekspose.

Terdapat petunjuk-petunjuk yang melukiskan secara panjang lebar rekomendasi hasil pemeriksaan mamografi atau breast ultrasound maupun pemeriksaan dengan magnetic resonance imaging (MRI)-bagi wanita yang menjalani radioterapi karena penyakit Hodgkin berdasarkan usia mereka, paparan penyakit Hodgkin pada mamogram dan apakah mereka bisa tahan terhadap pemeriksaan MRI atau tidak. 

Para wanima hendaknya meminta rujukan kepada onkulogis atau dokter umum agar bisa mendatangi unit payudara di rumah sakit ataupun di klinik guna mendapatkan pemeriksaan terhadap risiko mereka dan penelitian mendalam yang mungkin diperlukan.

 

Paparan Estrogen Yang Lama

Wanita memiliki estrogen alami yang beredar ke seluruh tubuh mereka, dan selama hidup mereka terdapat perubahan-perubahan siklus tingkat estrogen tersebut. Pada masa puber dan ketika menstruasi dimulai (menarse), terdapat hormon estrogen yang mengalir dalam jumlah banyak.

Tingkat tersebut meningkat dan menurun dalam siklus setiap bulan  hingga menopause. Setelah menopause,  indung telur berhenti memproduksi  estrogen namun masih terdapat beberapa  estrogen yang diproduksi oleh jaringan- jaringan Iain pada tingkat yang lebih kecil. 

Ketika wanita hamil, terdapat gelombang hormon secara besar-besaran, termasuk estrogen, guna memelihara kehamilan. 

Wanita memang tidak bisa  mengontrol usia di mana periode waktu  pada dasamya akan dimulai atau berhenti.  Bagaimanapun, dia merencanakan pada  tingkat tertentu di mana pada usia berapa  dia ingin menikah, apakah dia memberi   ASI atau tidak, dan dia bisa memilih  jumlah paparan estrogen dari Iuar seperti menggunakan Terapi Pengganti Hormon (FPH) atau pil kontrasepsi oral.

 

Estrogen Dari Dalam

Usia saat menarse dan menopause. Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang memulai periode waktunya pada atau sebelum usia 11 tahun memiliki risiko Iebih besar berkembangnya kanker/kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang memulai periode waktu merepa pada usia 14 tahun atau lebih. 

Juga, wanita yang mengalami menopause pada usia setelah 50 tahun memiliki risiko Iebih besar terkena kanker/kanker payudara ketimbang wanita yang mengalami menopause Iebih awal.

Sebagian besar fakta tentang peran hormon estrogen pada kanker/kanker payudara berasal dari studi tentan wanita yang mengalami menopause melalui rangsangan buatan karena salah satu atau kedua indung telurnya telah dibuang. 

Setelah operasi pembuangan (ablasi) indung telur, risiko kanker/kanker payudara bisa berkurang secara signifikan, dengan penurunan risiko yang cukup besar terlihat pada wanita muda dan wanita kurus yang belum memiliki anak.

Sejumlah penelitian yang merekomendasikan bahwa adanya tingkat estrogen yang Iebih tinggi pada wanita yang berkembang kanker/kanker payudara ketimbang wanita yang tidak. 

Telah ditunjukkan bahwa tingkat hormon estrogen bisa berkurang dengan pemeliharaan berat badan yang ideal dan asupan makanan berkadar Iemak rendah pada wanita pascamenopause dan olahraga ringan pada gadis-gadis remaja. 

Tidak ada bukti yang menganjurkan bahwa semua wanita wajib memeriksakan tingkat hormon estrogen mereka. Kendatipun demikian, akan sangat bijaksana bagi semua wanita untuk memakan makanan yang cukup berimbang dan juga melakukan olahraga secara teratur guna menjalani kehidupan yang sehat dan pada waktu yang sama mengurangi risiko berkembangnya kanker/kanker payudara.

Berakhimya kehamilan normal pertama kali setelah usia 30 tahun dan belum pernah mengnlami kehamilan yang berakhir normal.

Wanita yang mulai membangun keluarga mereka sebelum usia 20 tahun kemungkinan besar berkembangnya kanker/kanker payudara hanya sebagian saja, dibandingkan dengan wanita yang belum memiliki anak atau yang sudah memiliki anak pertama mereka pada usia 35 tahun atau lebih. 

Wanita yang belum pernah punya anak diperkirakan memiliki risiko yang sama seperti wanita yang memiliki bayinya yang pertama di saat usianya sekitar 30 tahun. 

Terdapat peningkatan risiko kanker/kanker payudara yang bersifat sementara dalam waktu tiga hingga empat tahun pertama setelah melahirkan bayi, Meskipun kemudian, wanita yang sudah punya anak memiliki risiko kanker/kanker payudara selama hidupnya yang Iebih rendah dibandingkan dengan wanita yang belum memiliki anak.
Estrogen dari Iuar

 

TPH

Terdapat bukti yang kuat bahwa ada peningkatan risiko kanker payudara yang nyata bagi wanita yang menggunakan jenis Terapi Pengganti Hormon (TPH). Risiko ini meningkat dalam waktu satu hingga dua tahun dari dimulainya pemberian TPH dan berhubungan dengan lamanya waktu penggunaan TPH. Makin lama wanita menggunakan TPH, makin tinggi risiko kanker/kanker payudara. 

TPH tidak boleh digunakan untuk alasan-alasan lain selain daripada memperbaiki gejala-gejala pasca-menopause seperti vagina yang kering atau kesakitan, sakit kepala, dan rasa perih. Manakala digunakan, TPH hendaknym digunakan dalam dosis efektif minimum dengan waktu yang singkat. 

Tibolon (LiviaL) merupakan obat streoid buatan yang digunakan untuk meredakan gejala-gejala menopause. Ia juga meningkatkan risiko kanker/kanker payudara. Sedangkan TPH mengurangi osteoporosis (penipisan/pelembutan/keropus tulang) pasca-menopause, pengobatan-pengobatan lainnya yang dianjurkan sebagai pengganti TPH.

 

Kantrasepsi Melului Mulut (ORAL)

Kontrasepsi-kontrasepsi oral ("pil") menimbulkan kontradiksi (tidak dianjurkan) pada wanita yang mengidap kanker/kanker payudara. Pemakaian pil kontrasepsi oral yang sudah Iama mengandung banyak dosis estrogen. 

Wanita yang sudah Iama menggunakan kontrasepsi oral kecil sekali berpotensi meningkatkan risiko kanker/kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang belum pernah menggunakannya. 

Risiko kanker/kanker payudara berkurang setelah dihentikannya pemakaian "pil" dan sama dengan mereka yang bukan pemakai setelah sepuluh tahun. Penelitian diarahkan untuk melihat apakah produk modern ada atau tidak mengandung sedikit estrogen yang menimbulkan peningkatan risiko kanker/kanker payudara saat ini.

 

Terapi Kesuburan

Siklus rangsangan ganda bagi tetapi kesuburan menyebabkan peningkatan yang nyata pada tingkat hormon estrogen yang beredar. Tidak terdapat bukti saat ini yang menunjukkan apakah terdapat peningkatan risiko kanker/kanker payudara dengan terapi ini. Penelitian yang dilakukan berusaha untuk menjawab pertanyaan ini.

 

Merokok

Terdapat sejumlah bukti yang menunjukkan adanya peningkatan risiko kanker/kanker payudara pada wanita pra-menopause yang merokok. Risiko kanker/kanker payudara terkait dengan jumlah rokok yang dihisap dan Iamanya waktu wanita tersebut merokok. 

Peningkatan risiko ini tampak menurun manakala wanita tersebut berhenti merokok. Penelitian Iebih lanjut dilakukan untuk menguatkan temuan-temuan tersebut.

 

Berat Badan Berlehihan

Kegemukan (obesitas) terkait dengan meningkatnya risiko kanker/kanker payudara pada wanita pasca-menopause jika mereka belum menggunakan TPH. Pada wanita yang kelebihan berat badan di saat mereka pertama kali didiagnosa terkena kanker/kanker payudara, risiko kambuhnya kanker/kanker payudara meningkat sebanyak lima kali.

 

Pecandu Berat Alkohol

Terdapat sekitar 50 persen meningkatnya risiko kanker payudara pada wanita yang minum Iebih besar dari enam unit alcohol per minggu.jenis minuman alkohol tampaknya tidak mempengaruhi adanya risiko. 

Satu unit alkohol (8 gram atau 10 ml alkohol) setara dengan satu gelas kecil anggur; bir yang tidak keras atau sari buah apel, satu takaran anggur keras (anggur port atau whisky) atau satu takaran minuman keras. 

Dalam praktiknya, telah diperkirakan bahwa jika 1000 wanita dengan usia di atas 30 tahun mempertahankan asupan alkohol ringan secara rutin selama dua tahun, akan terdapat satu kasus tambahan terhadap kanker/kanker payudara. Masalah kualitas hidup harus diseimbangkan dengan mempertimbangkan bahwa risiko dari alkohol secara terbatas cukup kecil. 

Lebih lanjut, terdapat manfaat yang potensial dari mereka yang minum menenggak alkohol secara tidak berlebihan dalam mengurangi penyakit jantung. 

Tempat kediaman di kota dan kelas social risiko kanker/kanker payudara Iebih besar (hingga dua kali) pada wanita dari tingkat sosial-ekonomi yang Iebih tinggi dan yang tinggal di wilayah perkotaan dibandingkan dengan wilayah pedesaan.

 

Pengalaman Saya

Dua tahun yang Ialu, di saat berusia 41 Iahun, saya mendapati bahwa saya merupakan ‘salah satu dari sembilan wanita’ yang lefkena kanker payudara. Statistik menyimpan beratus-ratus kisah pribadi yang sangat beragam “Mengapa saya” lanya diri saya. 

Saya tahu tidak ada wanita dalam keluarga saya yang mengidap kanker sebelum saya dan nampaknya tak seorangpun dalam keluarga kami tergolong dalam kelompok berisiko terkena kanker seperti yang biasa Kami dengar dewasa ini. 

Diagnosa pun dilakukan segera selelah saya berhenti menyusui anak saya, Yang paling menggembirakan dan berpotensi paling tragis dari aspek-aspek menjadi seorang wanita tampak kian dekat sekali sehingga mereka memaksa saya harus berpikir tentang kehidupan wanita-termasuk diri saya sendiri-dalam pandangan yang sangat beragam.

 

Ras/Etnis

Penduduk berkulit putih dan penduduk berkulit hitam memiliki risiko kanker/kanker payudara Iebih tinggi (hingga dua kali) ketimbang penduduk Asia. Ini boleh jadi terkait dengan makanan dan juga karena wanita Asia cenderung mulai mengalami menstruasi mereka pada usia normal.
Faktor-faktor yang mengurangi risiko kanker/kanker payudara:

  1. Penurunan berat badan yang berlebihan
  2. Berkurangnya asupan alkohol
  3. Memperkecil atau menghilangkan estrogen
  4. Tidak merokok
  5. Makan makanan yang sehat
  6. Menyusui
  7. Olahraga yang teratur

 

Tempat Tinggal Di Wilayah Perkotaan.

Manfaat yang aman dari penurunan berat badan yang berlebihan, pengurangan asupan alkohol, memperkecil paparan terhadap estrogen yang berebihan dan tidak merokok tidak hanya terbatas pada kanker/kanker payudara saja melainkan juga terhadap semua jenis penyakit lainnya. Risiko masing-masing tersebut telah diuraikan secara Iengkap sebelumnya di atas.

 

Makan Makanan Sehat

Sebagian besar penelitian telah mencakup wanita dengan diagnosa kanker/kanker payudara dan risiko kambuh lagi. Sekitar separuh dari semua studi yang mengarah pada risiko kanker/kanker payudara dan makanan menunjukkan bahwa makanan yang tinggi dengan kandungan buah-buahan dan sayur-sayuran berpeluang menurunkan risiko kematian karena kanker/kanker payudara. 

Tidak ada bukti nyata yang menunjukkan keterkaitan antara jumlah dan jenis makanan yang mengandung lemak atau serat dengan kambuhnya kanker/kanker payudara. 

Terdapat sejumlah bukti yang menganjurkan bahwa makanan yang kaya dan tinggi akan kandungan minyak ikan boleh jadi aman.

Makanan yang kaya akan vitamin A dan C, folat dan beta-karotin boleh jadi sebaliknya meningkatkan risiko terkait dengan penggunaan alkohol. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa menu daging merah berpengaruh pada risiko kanker/kanker payudara. Fitoestrogen pada dasamya berasal dari senyawa tanaman yang kemudian diubah menjadi estrogen di dalam usus. 

Fitoestrogen tersebut banyak ditemukan pada produk-produk kedele dan suplemen makanan kesehatan lainnya. Terdapat sedikit pengaruh kanker payudara pada wanita yang tinggal di belahan dunia Timur di mana produk-produk kedele dikonsumsi secara Iuas. 

Percobaan-percobaan skala luas diperlukan untuk menjelaskan kepada kita apakah fitoestrogen memiliki efek melindungi terhadap kanker/kanker payudara.

 

Menyusui

Menyusui terkait dengan penurunan ringan risiko kanker payudara, dan sebagian besar manfaatnya ditemukan pada wanita pra-menopause di usia muda, Efek melindungi ini tampak menguntungkan bagi wanita yang mengalami periods menyusui png cukup Iama seiama hidupnya. 

Tidak terlihat adanya manfaat bagi wanita pasca-menopause yang telah menyusui anak-anak mereka. Wanita yang menyusui sendiri mungkinjuga aman terhadap kanker payudara, kendatipun demikian bukti untuk ini belum kuat.

 

Olahraga Yang Teratur

Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa olahraga yang teratur dapat mengurangi risiko kanker/kanker payudara. Manfaatnya sangat besar pada wanita dengan usia di bawah 45 tahun. Jumlah olahraga yang diperlukan agar dapat memberikan manfaat belum ditegaskan. 

Tampaknya bahwa melakukan olahraga atau akivitas fisik lainnya antara tiga sampai empat jam per minggu selama bertahun-tahun dapat memberikan manfaat yang signifikan.

 

Langkah Pencegahan Wanita Berisiko Tinggi Terkena Kanker Payudara

Langkah-langkah utama yang disediakan untuk mencegah kanker/kanker payudara pada wanita berisiko tinggi adalah melalui penggunaan obat-obatan yang mengurangi efek-efek beredarnya estrogen di dalam tubuh, dan operasi pencegahan. 

Pilihan-pilihan operasi pencegahan yang tersedia adalah operasi pembuangan jaringan payudara (mastektomi pengurangan risiko) atau operasi pemhuangan indung telur (oophorektomi pengurangan risiko).

 

Pemberian Obat-Obatan

Selective Estrogen Receptor Modulator (SERM) atau Modulasi Reseptor Estrogen Selektif SERM adalah obat-obat yang mengurangi efek beredarnya hormon estrogen di dalam tubuh. 

Salah satu nama obat tersebut adalah tamoxifen yang berfimgsi mengurangi berkembangnya kanker payudara pada wanita dengan risiko tinggi. Perkiraan penurunan pada risiko ini adalah 50 persen. Oleh karena tamoxifen memiliki efek samping, setiap wanita hendaknya mempertimbangkan dengan cermat risiko-risiko dengan potensi manfaatnya dalam menggunakan tamoxifen.

 

Operasi Pencegahan

Mastektomi pengurangan risiko mencakup operasi pembuangan payudara guna mencegah atau mengurangi terjadinya kanker payudara. Bagi wanita yang membawa kelainan gen kanker yang sebagai contoh BRCA1 atau BRCA2, mastektomi propilaktik bilateral (operasi membuang kedua payudara) mengurangi risiko kanker payudara sebanyak 90 persen. 

Kendatipun demikian, ia tidak bsa menghilangkan risiko itu sama sekali. Mastektomi merupakan prosedur yang tidak dapat diubah dan memiliki efek Esik dan psikologis, dan kemudian keputusan untuk melakukan operasi ini tidak mudah diambil. 

Mastektomi menyebabkan kehilangan (atau berkurangnya) perasaan atau sensasi pada dinding dada. Rekonstruksi dada kembali biasanya dilakukan pada waktu yang sama. 

Wanita hendaknya tahu dan paham dengan risiko mereka masing- masing dan diberikan konseling sebelum memutuskan opsi ini.

  • Mitos : Risiko kanker/kanker payudara dapat dihilangkan sepenuhnya dengan masteklomi propilakiik bilaieral.
  • Fakta : Tidak semua jaringan payudara bisa dihilangkan dengan mastektomi Bagi wanita dengan risiko tinggi, risikonya bisa berkurang hingga 90 persen namun operasi ini tidak sepenuhnya membebas kan risiko tersebut.

 

Oophonektumi

Terdapat sekitar 50 persen berkurangnya risiko berkembangnya kanker/kanker payudara pada pembawa mutasi BRCA1 jika prosedur oophorektomi pengurangan risiko (operasi pembuangan indung telur) dilakukan sebelum menopause alami. 

Kendatipun demikian, terdapat peningkatan risiko osteoporosis, penyakit jantung dan menurunnya kualitas hidup karena hilangnya estrogen di mana prosedur ini menghasilkan jangka panjang.
Mitos

 

Penggunaan Anti-Perspirant (Anti Bau Ketiak) Menyebabkan Kanker Payudara


Fakta
Berita di Intemel beberapa waktu yang Ialu meresahkan banyak wanita menyangkut pemakaian anti-perspirant(anti bau ketiak). 

Pemakaian anti-perspirant sudah lazim. Kanker/kanker payudara juga sudah lazim. Terdapat banyak sekali jaringan payudara di luar atas sebagian payudara, dan kanker/kanker payudara umumnya teriadi di wilayah itu. Aliran getah bening dari jaringan kelenjar payudara kebanyakan berlangsung pada arah bintiI-bintiI getah bening yang terdapat di ketiak (juga berlangsung pada bintil-bintil di Iuar tulang dada). 

Aliran getah bening dari payudara ke Iuar dari payudara, bukan menuju ke payudara.Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa zat pembendung keringat yang dilepas dari ketiak bergerak masuk ke dalam payudara.

Tidak ada bukti meyakinkan yang menunjukkan bahwa lerdapak kaitan antara pemakaian anti-perspirant dengan kanker/kanker payudara.

 

Faktor Bukan Pengebah Meningkatnya Risiko Kanker Payudara


  • Stress
Sementara stress menyebabkan kadar hormon naik turun, tidak terdapat bukti kuat yang menunjukkan bahwa hal ini berhubungan dengan kanker/kanker payudara.

 
  • Aborsi
Terdapat bukti kuat yang menunjukkan bahwa aborsi (pengguguran kandungan) baik secara spontanitas maupun dirangsang) tidak berhubungan dengan meningkatnya risiko kanker payudara. Faktor-faktor yang sedang dalam penelitian saat ini

 

Pencemaran Lingkungan

Tidak diketahui apakah bahan-bahan pencemar Iingkungan seperti pestisida, meningkatkan risiko kanker/kanker payudara.

 

Paparan Estrogen Pada Ibu

Terdapat keraguan tentang apakah paparan ibu dengan dosis estrogen yang tinggi (sebagai contoh, obat diethyl stilboestrol yang digunakan untuk wanita hamil guna mencegah keguguran) terkait dengan meningkatnya risiko kanker/kanker payudara pada anak-anak perempuan. Belum ada bukti untuk saat ini.

 

Produk-Produk Susu

Studi tentang pupulasi yang mengkonsumsi produk-pruduk susu dengan intensitas rendah menunjukkan timbulnya kanker/kanker payudara juga cukup rendah.Terdapat hasil-hasil membingungkan tentang apakah susu meningkatkan atau mengurangi risiko kanker payudara. 

Produk-produk susu mengandung berbagai zat yang boleh jadi meningkatkan risiko kanker payudara atau bahkan menguranginya. Cunjugaed linoleic acid (CAL) atau asam Iinoleik kombinasi, suatu zat yang ditemukan dalam susu, telah dianjurkan memiliki pengaruh mengurangi risiko. 

Di lain Pihak, susu menambah tingkat pertumbuhan hormon, IGF-1 dalam tubuh, dan meningkatnya kadar IGF-1 telah dihubungkan dengan kanker/kanker payudara.

 

Berat Badan Saat Lahir

Terdapat anjuran bahwa berat badan saat lahir terkait dengan risiko kanker/kanker payudara. Studi telah menunjukkan bahwa bayi-bayi yang lahir dengan berat badan Iebih dari 3000 gram dalam perkembangannya berpotensi meningkatnya risiko kanker/kanker payudara, boleh jadi ini terkait dengan tingkat beredarnya hormon estrogen dan hormon pertumbuhan pada ibu selama kehamilan, Masih banyak penelitian yang diperlukan untuk mencocokkan temuan-temuan ini.

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Kenapa Orang Bisa Terkena Kanker?"

Posting Komentar