Mengapa Tak Dapat Mencegah Atau Menyembuhkan Kanker Payudara?
Mengapa usaha obat-obatan modern untuk menyembuhkan kanker payudara belum berhasil hingga kini?
Melalui penelitian, kami menemukan bahwa jawaban pertanyaan tersebut dapat ditemukan di arena perpolitikan obat-obatan, karena perindustrian kanker, serta industri-industri lain penghasil racun yang ikut menyuburkan kanker payudara.
Melalui penelitian, kami menemukan bahwa jawaban pertanyaan tersebut dapat ditemukan di arena perpolitikan obat-obatan, karena perindustrian kanker, serta industri-industri lain penghasil racun yang ikut menyuburkan kanker payudara.
Kami percaya bahwa satu-satunya cara untuk benar-benar mencegah serta mengobati kanker payudara adalah dengan keluar dari cara-cara yang digunakan dalam pengobatan saat ini, serta menghentikan pencemaran bumi ini dari bahan-bahan petro kimia.
Namun kekuatan yang berusaha mempertahankan agar keadaan tidak berubah amatlah besar dan telah tertanam begitu dalam.
Oleh karena itu, persis seperti apa yang telah di lakukan dengan terapi penggantian harmon (hormone replacement therapy-hrt), para perempuan perlu mendidik diri mereka perihal zal-zat pencemar lingkungan (polutan), perihal kanker payudara, serta pengobatan-pengobatan alternatif.
Mereka perlu melawan pengobatan-pengobanan yang tidak efektif dan berbahaya, serta sebisa mungkin membimbing dokter mereka.
Dalam beberapa tahun terakhir ini, peranan obat-obatan konvensional amat kecil, bila anda terjangkit kanker payudara.
Kenyataan pahitnya adalah, anda akan mendapatkan lebih banyak pengobatan dibanding 50 tahun yang lalu, dan perusahaan asuransi anda akan menghabiskan banyak uang, dan bila keadaannya parah, hidup anda hanya akan diperpanjang beberapa bulan saja. Namun statistik yang ada jelas-jelas menunjukkan bahwa obat-obatan konvensional untuk menangani kanker payudara seperti tamoxifen, radiasi, sena kemoterapi tidak akan berhasil dalam jangka panjang.
Saat ini, cara penanganan kanker payudara adalah cara yang sering ditempuh karena tidak banyak cara yang bisa dilakukan. Bila anda menderita kanker payudara yang menyebar, atau nonlokal, peluang anda akan meninggal karena penyakit tersebut tetap saja satu banding tiga, sama dengan keadaan berpuluh-puluh tahun lalu.
Jumlah perempuan penderita kanker payudara saat ini naik secara simultan, dan jumlahnya tersebut sangat menakutkan: menurut data national cancer inszitute sejak tahun 1973 hingga 1998 angka penderita kanker payudara telah naik lebih dari 40 persen. Pada tahun 2000, kurang lebih 182.800 perempuan didiagnosis menderita kanker payudara.
Sebagian orang mungkin akan berpendapat bahwa kenaikan jumlah tersebut disebabkan oleh pendeteksian yang lebih awal dan lebih tepat. Namun, di kalangan perempuan berusia 50 tahun ke atas pun, di mana isu pendeteksian awal ini diragukan kebenarannya, angka penderita kanker payudara telah meningkat selama 30 tahun terakhir ini, yang awalnya 1 dari 30 perempuan sekarang menjadi 1 dari 8 perempuan.
The american cancer sociezy memperkirakan bahwa pada tahun 2000, 552.200 orang di amerika serikat akan meninggal akibat kanker, dan 40.800, atau sekitar 7 persen, di antaranya adalah perempuan penderita kanker payudara. Ini berarti 15 persen perempuan yang meninggal disebabkan oleh kanker payudara.
Ini adalah statistik tahunan bagi rakyat amerika serikat. Namun lebih menakutkan lagi mengetahui bahwa sekitar 1.670.000 perempuan di dunia ini menderita kanker payudara.
Angka kematian yang disebabkan oleh kanker payudara sangat mengejutkan bila anda menggabungkan angka kematian di amerika serikat dan kanada-yang memiliki angka penderita kanker payudara yang tertinggi di dunia. Di amerika utara, setiap 12 menit seorang perempuan meninggal akibat kanker payudara.
Apakah radiasi, tamoxifen, mamogram dan kemoterapi membantu atau menyakiti?
Kenapa kami bisa begitu beraninya menyatakan bahwa penanganan medis konvensional untuk kanker payudara tidak berhasil? Kenyataan ini sangat sering didokumentasikan. Hampir tiap kali kita membuka jurnal medis akhir-akhir ini, terdapat anket yang menyatakan bahwa penanganan kanker payudara secara konvensional bersifat tidak efektif membahayakan, atau bahkan keduanya.
Beberapa tahun terakhir ulasan tentang beberapa penelitian yang sering diterbitkan di media cetak terutama mengeluarkan pendapat-pendapat tentang pengobatan konvensionai yang disebut juga dengan pengobatan dengan bukti-dasar, pendapatnya antara lain:
- Mamogram tidak menyelamatkan nyawa seseorang (g sjonell et al., lakarfidningen 96 [l999]: 904-913).
- Radiasi tidak menyelamatkan nyawa seseorang (the lancet, 22 mei 2000).
- Tamoxifen tidak menyelamatkan nyawa seseorang (mitchell et al., journal of the national cancer institute, november 1999). Kemoterapi tidak menyelamatkan nyawa seseorang (yang sebenarnya bukan berita baru, kita telah mengetahuinya sejak lama).
Tapi apa lagi yang dapat dilakukan seorang dokter konvensional untuk mengobati pasien kanker payudara? Tak satu pun kecuali pengangkalan kanker melalui metode operasi, seperti 50 tahun yang lalu.
Kebanyakan praktisi kesehatan amerika harus menghadapi kenyataan pahit bahwa terapi-terapi yang dilakukan saat ini nyatanya tidak berhasil, dan membuka mata mereka terhadap alternatif lain dalam penyembuhan kanker payudara.
Marilah kita bahas secara luas pengobatan-pengobatan yang ada saat ini:
Radiasi
Radiasi adalah cara pengobatan yang paling umum untuk kanker payudara. Sekalipun begitu, baru-bam ini sebuah anikel media cetak ternama, di inggris, the lancet, menunjukkan bahwa pengobatan tersebut tidaklah berhasil.
Meskipun penggunaan radiasi lokal untuk mengobati kanker payudara dapat mengurangi risiko kematian akibat penyakit tersebut hingga 13,2 persen, namun cara ini dapat meningkatkan risiko meninggal akibat penyakit lainnya, terutama penyakit jantung, sebanyak 21,2 persen. Kesimpulan dari penelitian ini:
“pengobatannya sukses, namun pasien meninggal”
Dengan kata lain, penggunaan radiasi memusnahkan tumor kanker payudara bagi segelintir perempuan, namun dalam prosesnya juga menyebabkan kematian karena mengakibatkan penyakit lainnya.
Para pendukung penggunaan radiasi yang lebih baru dan terfokus menyatakan bahwa radiasi seperti itu tidak akan menyebabkan kerusakan seperti halnya radiasi yang lama. Namun ini hanyalah sebuah pernyataan tanpa tindak lanjut jangka panjang. Artinya, tidak terdapat manfaat jangka panjang dari penggunaan radiasi untuk mengobati kanker payudara.
Karena, meskipun kanker tidak akan kembali menjangkiti daerah yang telah mengalami radiasi, peluang untuk benahan hidup secara keseluruhan juga tidak meningkat, malahan makin menipis, akan tetapi, meskipun pada kenyataannya radiasi hanya membamu sejumlah kecil perempuan dan pada akhirnya juga membunuh mereka, cara pengobatan ini tetaplah menjadi standar pengobaman bagi penderita kanker payudara.
Kenapa Bisa Begini?
Ini dikarenakan obat-obatan konvensional tidak menawarkan banyak pilihan yang dapat mereduksi kematian, meskipun hanya 13,2 persen. Bila anda sedang kelaparan dan ada seseorang yang menawarkan semangkuk nasi basi yang telah berjamur, anda akan dengan senang hati memakannya, anda akan memilih makan nasi itu dibanding tidak makan sama sekali.
Meskipun penelitian di atas telah dimuat dalam salah satu media cetak medis paling ternama di dunia-apabila anda terkena kanker payudara, besar kemungkinan dokter bersikukuh agar anda di radiasi, namun tetap saja tidak dicari alternatif lain yang mungkin lebih aman.
Menggunakan radiasi untuk mengobati penderita yang nantinya tetap akan meninggal karena kerusakan yang diakibatkan oleh radiasi tersebut, juga memengaruhi statistik kanker payudara. Ini berarti bahwa penyebab kematian yang didiagnosis dialihkan dari kanker payudara ke penyakit kardiovaskular.
Semakin banyak pasien penyakit kanker yang menjalani radioterapi, maka semakin sedikit pasien yang dinyatakan meninggal karena kanker payudara, namun akan lebih banyak yang dinyatakan meninggal akibat penyakit jantung yang diakibatkan radiasi.
Kematian-kematian tersebut tidak tercatat dalam statistik kanker payudara. Namun seharusnya tercatat agar kita dapat memperoleh gambaran jujur tentang apa yang tengah terjadi pada penderita penyakit tersebut.
Tamoxifen Dalam edisi the lancet yang sama dengan studi mengenai mediasi yang telah dibahas di atas, terdapat pula sebuah surat yang ganjil dari seorang dosen universitas oxford, sir richard peto, di dalam surat tersebut terdapat sebuah grafik yang menunjukkan bahwa angka kematian yang diakibatkan oleh kanker payudara meningkat sekitar 20 persen antara tahun 1960 sampai tahun 1985.
Antara tahun 1985 sampai tahun 1997 dikatakan bahwa kematian akibat kanker payudara telah menurun sebanyak 20 persen. Tanpa berspekulasi mengenai penyebab kenaikan angka kematian akibat kanker payudara pada tahun 1985, dan tanpa mengutip sumber-sumber informasinya, sir richard hanya membahas mengenai perihal penurunan angka yang terjadi akhir-akhir ini.
Catatan tambahan: penyebab kenaikan angka kematian akibat kanker payudara kemungkinan karena pemberian estrogen (yang tidak diimbangi dengan progesteron) kepada perempuan yang lelah menopause, yang merupakan kegiatan yang cukup umum dilalcukan sejak tuhun 1950-an awal hingga pertengahan tahun 1970-an.
Meskipun kalangan medis mengetahui bahwa praktik ini menyebabkan kanker endometrial (rahim), namun iidak pernah diakui bahwa praktik tersebut juga mengakibatkan kanker payudara.
Sejak pertengahan 1970-un, para dokter diinstruksikan untuk memberikan progestin sintetik bersama estrogen tersebut, untuk mencegah kanker endometrial. Pada saat ini pulalah angka operasi pengangkatan rahim jadi meroket.
Para perempuan merasa amat tidak nyaman mengonsumsi progestin, hingga mereka menolak menggunakannya, maka para dokter menawarkan operasi pengangkatan rahim agar mereka tidak harus mengonsumsi progestin dan dapat mengonsumsi estrogen saja.
Lebih parahnya lagi, pada masa kini untuk tempat-tempat tertentu sering kali terjadi pengangkatan rahim perempuan bersama uterusnya sebagai tindakan pencegahan kanker payudara.
Praktik sesat ini berbuntut banyak masalah kesehatan lainnya, termasuk hidup yang turun akibai libido rendah, mudah merasa panas, serta gejala-gejala "menopause instan” lainnya.
Kembali ke angka kematian akibat kanker payudara yang seolah menurun karena penurunan ini terlihat “mendadak", sir richard berpendapat gejala ini bukanlah karena jumlah kasus kanker payudaranya yang menurun, melainkan karena “perubahan dalam cars diagnosis dan pengobatan kanker payudara". Ia berspekulasi bahwa gejala tersebut "bukanlah karena satu penelitian semata" tetapi karena banyaknya campur tangan.
Kemudian di artikel-artikel berita lainnya, ia menyatakan bahwa salah satu penyebab berkurangnya angka kematian akibat kanker payudara adalah karena tamoxifen yang merupakan obat anti-estrogen.
Kami berharap bahwa mereka yang mempromosikan tamoxifen ingat untuk menyebutkan bahwa banyak perempuan pengonsumsi obat tersebut yang menderita penggumpalan darah, msaknya penglihatan, dan berkurang-nya kualitas kehidupan (berkeringat di malam hari, rasa panas atau hot flash), dan juga, banyak perempuan yang terpaksa menjalani operasi pengangkatan rahim akibat bentuk kanker rahim.
Jarang disebutkan bahwa para perempuan dapat meninggal akihat kanker rahim yang disebabkan karena tamoxifen. Ketika para perempuan tersebut meninggal akibat kanker rahim bukan kanker payudara, statistik kanker payudara membaik. Ini membuat tamoxifen terlihat bagus, namun kebaikannya untuk perempuan itu sendiri justru meragukan.
Bila efek samping tamoxifen sebegitu buruknya, mengapa obat masih ini digunakan, dan mengapa obat ini digembar-gemborkan sebagai obat ajaib yang bisa menyembuhkan.
Bahkan lembaga obat-obatan dan makanan (food and drug administration-fda) menyetujui penggunaannya sebagai pencegahan? Lagi-lagi kita kembali ke perihal nasi berjamur tadi.
Tamoxifen adalah yang paling baik di antara yang buruk. Lebih baik menggunakan obat itu daripada tidak menggunakan obat apa pun.
Paramedis yang sedang berusaha menyembuhkan kanker payudara, memiliki sangat sedikit pilihan obat yang mendapat persetujuan dari fda.
Secara teoretis-berdasarkan yang terlihat pada tabung dan hewan percobaan di laboratorium untuk pengobatan kanker payudara, tamoxifen memang terlihat menjanjikan, dan alasan penggunaannya dilatarbelakangi oleh dasar ilmiah yang kuat:
Estrogen meningkatkan kecepatan penyebaran sel-sel kanker payudara, sementara tamoxifen memperlambat penyebaran sel dengan cara bertindak sebagai anti-estrogen.
Sayangnya, sel-sel kanker payudara di dalam tabung peroobaan dan hewan percobaan tidak dapat memberi tahu data apa yang mereka rasakan, dan tidak bertahan hidup cukup lama untuk dapat benar-benar membuat kita menyadari risikonya dalam jangka panjang.
Penelitian tentang efek tamoxifen terhadap kanker yang disebabkan oleh hormon memang terlihat baik untuk jangka panjang. Namun kenyataannya, tamoxifen bersifat asing bagi tubuh manusia, dan efek-efek samping tersebut adalah peringatan dari tubuh kita bahwa ada yang sangat tidak beres.
Tamoxifen telah tersedia sejak 25 tahun yang lalu, dan efeknya terhadap pencegahan kanker payudara masih diperdebatkan. Kenyataan ini sendiri sebenamya dapat membuat kita menyadari sesuatu.
Dua penelitian, penelitian pertama selama lima tahun dengan menggunakan kontrol placebo (obat yang hanya memberikan ketenangan psikologis tanpa manfaat nyata terhadap kesehatan fisik) di inggris pada tahun 1992, dan penelitian kedua pada tahun 1998, juga menggunakan kontrol placebo, di italia selama sembilan tahun.
Kedua penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara perempuan yang diobati dengan tamoxifen dengan yang menggunakan kontrol.
Satu-satunya penelitian besar di amerika serikat terpaksa dihentikan, konon dikarenakan angka penderita kanker payudara menurun secara drastis dalam kelompok yang diobati dengan tamoxifen, hingga para peneliti tidak dapat menjauhkan pengobatan tersebut tanpa menggunakan placebo.
Namun perlu dicatat bahwa percobaan tersebut dihentikan di saat yang sama ketika kanker payudara mulai muncul kembali. Meskipun dalam kedua penelitian di eropa tadi, telah diobati dengan tamoxifen.
Pelajaran yang kita dapat dari penelitian-penelitian tersebut adalah bahwa pada sebagian perempuan, mungkin tamoxifen dapat “menidurkan” kanker payudara untuk beberapa tahun, atau dapat diperlambat kemunculannya selama beberapa tahun. Namun untuk jangka panjang, lebih banyak efek buruknya dibanding yang baik.
Lagi- lagi, satu-satunya alasan mengapa pengobatan ini begiru popular adalah karena para dokter berpendapat bahwa pengobatan ini lebih baik dibanding tidak melakukan apa pun, pilihan yang mereka percaya sebagai satu-satunya pilihan, namun, anda akan lihat nanti bahwa tamoxifen bukan satu-satunya pilihan yang tersedia.
Hanya di amerika serikat saja para dokter masih percaya bahwa tamoxifen mencegah atau memperlambal pertumbuhan kanker payudara. Bahkan, sekarang pun institut kanker nasional (nazional cancer institute-nci) telah mengeluarkan pernyataan bahwa, dengan pengecualian sekelompok kecil perempuan di bawah usia 60 tahun, tamoxifen dapat memberikan lebih banyak akibat buruk dalam pengobatan kanker.
Meskipun begitu, fda justru menyetujui penggunaan tamoxifen untuk mengobati satu jenis kanker payudara yang dikenal dengau nama ductal carcinoma in situ (dcis). Anda akan memahami nantinya, setelah membaca lebih lanjut buku ini, mengapa kami menganggap ini sebagai tindakan yang keterlaluan.
Mamografi Seperti halnya tamoxifen, radiasi, dan kemoterapi, mamografi (pemeriksaan untuk payudara dengan menggunakan sinar-x dosis rendah juga merupakan bisnis yang besar saat ini. Mamografi adalah satu-satunyajawaban pengobatan modem untuk masalah “pencegahan” kanker. Padahal kegiatan ini sama sekali tidak mencegah, melainkan hanya mendeteksi.
Begitu banyak iklan, juga dokter yang menyarankan melakukan mamogram. Namun manfaat dari melakukan ini masih belum jelas. Banyak perempuan yang didiagnosa menderita kanker payudara, namun tidak terdeteksi oleh mamogram. Dan kita semua tahun bahwa mamogram memiliki risiko temuan-temuan yang salah, baik yang negatif maupun positif.
Prosedur mamogram tidak nyaman dan radiasinya juga berbahaya. Baik kerusakan jaringan tubuh, bahkan dapat mengakibatkan kanker payudara. Sehingga masuk akal bila mamografi diasumsikan sebagai salah satu pemicu timbulnya kanker payudara.
Sebuah penelitian yang dilakukan tahun 2000 dan dimuat dalam spine, sena data-data yang dikumpulkan selama lebih dari 40 tahun, menunjukkan bahwa perempuan penderita skoliosis yang menerima banyak sinar-x pada masa kecil sena remajanya, memiliki resiko terkena kanker payudara sebanyak 70 persen lebih tinggi dibanding perempuan iainnya.
Makin sering seorang perempuan menerima sinar-x, dan makin tinggi dosis radiasinya, maka makin tinggi risikonya terkena kanker payudara.
Meskipun dosis radiasi dalam sinar-x saat ini jauh lebih rendah dibanding saat perempuan-perempuan tersebut disinari, namun pendapat ini tetap berlaku: radiasi adalah faktor berisiko yang potensial terkena kanker payudara, efeknya bersifat kumulatisi dan kegiatan mamografi termasuk menekan payudara secara paksa dan kemudian “menembakkan” radiasi ke dalamnya.
Telah dinyatakan bahwa mamografi menurunkan risiko kematian akibat kanker payudara. Para pendukung pendapat ini menyatakan bahwa mamografi dapat mendeteksi tumor-tumor payudara setahun lebih cepat dibanding pemeriksaan manual yang sederhana seperti pemeriksaan payudara sendiri.
Argumen tersebut menyatakan bahwa pendeteksian awal ini akan berbuntut pengobatan yang lebih awal dan angka kematian akibat kanker payudara yang lebih rendah.
Dinyatakan pula bahwa ada banyak data statistik yang mambuktikan kebenaran argumen tersebut, namun banyak ahli statistik yang tidak setuju dengan pendapat ini, statistik tidaklah luput dari penyimpangan, karena termasuk di dalamnya faktor-faktor mekanis (penggunaan alat-alat pengukur yang berbeda untuk subjek-subjek yang berbeda), studi metodologi, asumsi-asumsi yang disadari maupun tidak disadari, usia subjek penelitian, faktor-faktor sosial-ekonomi, pengacakan subjek sena kontrol yang bermasalah, iama pengamatan, serta faktor-faktor iainnya.
Lebih dari 15 tahun yang lalu, dr. John c. Bailar iii mendapati bahwa menghitung lamanya waktu bertahan hidup setelah pengobatan akan menimbulkan penyimpangan dalam kebanyakan studi tentang mamografi, karena mamografi mendeteksi tumor payudara setahun sebelum tumor tersebut, dapat ditemukan dengan menggunakan cara palpasia.
Beiiau mengatakan bahwa pasien yang menderitn tumor payudara yang ditemukan dengan cara palpasi, telah hidup setidaknya satu tahun lebih awal, dibanding penemuan tersebut dilakukan dengan mamografi. Bila tahun tersebut digabungkan dengan waktu bertahan hidup penderita yang tidak menggunakan mamografi, maka hasil perhitungan lamanya mereka bertahan hidup akan sama dengan penderita yang tumornya ditemukan dengan menggunakan mamografi.
Ini berarti perbedaan dalam perihai bertahan hidup setelah pengobatan, tidaklah diakibatkan karena pengobatan yang lebih awal atas jasa penggunaan mamografi, melainkan karena penghitungan iamanya bertahan hidup lebih cepat satu tahun bagi penderita yang dideteksi dengan menggunakan mamograf.
Bila faktor tersebut diperhitungkan dalam analisis statistik maka manfaat mamografi, sena pengobatan awal, tidak akan diperhirungkan.
Dr bailfu yang sekarang menjabat sebagai dosen epidemiologi dan biostatistik di universitas mcgill, sena ilmuwan senior di badan pencegahan penyakit serta penggalakan kesehatan (once of disease and health promotion) depanemen kesehatan sena layanan masyarakat amerika serikat, menamakan gejala tadi dengan bias waktu pengarah (lead-time bias).
Ini seharusnya tidak mengejutkan iagi. Sel kanker payudara, bila dapat dideteksi dengan palpasi, seharusnya telah tumbuh setidaknya selama sepuluh tahun. Bila ditemukan setahun iebih awal dengan menggunakan mamografi, berani kanker tersebut telah berkembang selama sepuluh tahun, yang mana merupakan waktu yang cukup untuk melakukan metastasis maka, perbedaan satu tahun antara palpasi dan mamografi tidaklah begitu penting.
Apakah Mamografi Benar Dapat Menyelamatkan Nyawa Seseorang?
Bila anda melihat iklan-iklan mengenai mamogrsfi, mungkin anda akan berpikir, ini sih hal yang tidak perlu dipertanyakan lagi, tentu saja mamografi dapat menyelamatkan nyawa banyak orang, namun bila anda membaca peneiitian-penelitian tentang mamografi, maka jawabannya tidaklah sejelas itu.
Contohnya, pada tahun 1999, sebuah penelitian epidemiologi menemukan bahwa tidak terdapat penumuan angka kematian akibat kanker payudara di swedia, padahal tes mamografi telah direkomendasikan sejak tahun 1985, karena itu dua ilmuwan swedia mengulas kembali seluruh percobaan mamografi yang pernah diterbitkan untuk mengevaluasi kualitas metodologisnya.
Tujuan mereka adalah untuk memastikan apakah mamografi benar-benar dapat me-nyelamatkan. Temuan-temuan mereka patut dilirik iebih lanjut. Dalam analisis mereka terhadap delapan penelitian klinis mengenai mamografi, ditemukan bahwa terdapat enam kecacatan yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan dasar-dasar penelitian dan/atau ketidakkonsistenan pengacakan.
Cacat-cacat yang ditemukan cukup untuk meniadakan manfaat klaim mamografi. Dua penelitian lain, yang percobaannya diacak secara layak, tidak menemukan efek tes mamografi terhadap angka kematian akibat kanker payudara, kesimpulan penelitian meta-analisis pun jelas. Selama tidak terdapat bukti kuat yang mengatakan bahwa tes mamografi menumukan angka kematian penderita kanker payudara, maka penggunaan tes mamografi tidaklah dibenarkan.
Ini berani paramedis seharusnya tidak memerintahkan tes mamograti rutin. Meskipun begitu, mamogram telah menjadi pengganti pemeriksaan payudara sendiri. Bila anda berhenti melakukan mamogram, kegiatan pemeriksaan payudara sendiri menjadi hal yang amat penting untuk dilakukan, setidaknya sebuian sekali.
Bila anda berada dalam tahap pramenopause, maka sebaiknya anda memeriksa payudara segera setelah masa haid.
Karena pada saat itu tingkat hormon sedang rendah, hingga benjolan-benjolan pramenopause tidak disalahanikan dengan benjolan yang berhubungan dengan kanker, anda juga harus memeriksa payudara di cermin untuk melihat apakah terdapat keanehan-keanehan pada kulit, sena cekungan-cekungan mirip lesung pipit. Karena anda akan sangat hafal dengan bentuk payudara anda, dan dapat melihat ketidaklaziman yang kecil sekalipun.
Kemoterapi
Kemoterapi
Penderita kanker yang setuju untuk mencoba jenis-jenis kemoterapi baru ibarat kelinci percobaan untuk sebuah jenis pengobatan yang memiliki reputasi buruk, sepeni halnya aspek-aspek lainnya dalam industri kanker payudara, hanya sedikit kesepakatan mengenai apa saja yang terkandung dalam kemoterapi.
Kami akan membuat sebuah generalisasi bahwa kemoterapi adalah usaha untuk meracuni tubuh seseorang, hampir sampai pada taraf kematian, dengan harapan racun tersebut akan membunuh kanker sebelum manusianya sendiri terbunuh. Sering kali cara ini tidak berhasil. Terdapat jenis-jenis kemoterapi baru yang menargetkan proses-proses tertentu dalam kanker, namun tidak ada yang benar-benar terbukti efektif dalam menghentikan seluruh prosesnya.
Beberapa jenis kemoterapi memang memperpanjang hidup manusia selama beberapa bulan, namun pada umumnya harus dibayar dengan efek-efek samping yang berbahaya. Dan bila penderita beruntung dan dapat benahan hidup melewati penyakit kankernya tersebut, tubuhnya telah msak secara permanen, tingkat kemungkinan munculnya kanker kembali pun tinggi.
Penggunaan kemoterapi adalah murni untung-untungan, dan menurut kami risikonya terlalu tinggi. Terkadang kemoterapi berhasil, terkadang tidak, dan terkadang malah membuat keadaan menjadi lebih buruk. Hanya terdapat sedikit infon-nasi berharga tentang rnengapa kemoterapi bisa berhasil atau tidak berhasil.
Sepertinya lebih bijak jika kita memilih terapi alternatif dengan reputasi baik yang dapat membantu tubuh melawan kanker sena mendukung kesehatan lainnya.
Terdapat beberapa pendekatan-pendekatan mirip kemoterapi untuk melawan kanker metastatik, termasuk membuat tubuh mengalami panas tinggi selama beberapa hari sena terapi pemicu insulin yang juga menjanjikan dengan efek samping yang tidak terlalu berbahaya bagi tubuh.
Terapi-terapi tersebut lebih banyak digunakan di eropa dibanding di amerika serikat. Mungkin, terapi-terapi tersebut tidak akan tersebar luas di amerika serikat, karena tidak ada obat paten yang beredar di sana. Eropa berpuluh-puluh tahun lebih maju dibanding as dalam pendekatannya untuk pengobatan kanker payudara.
Angka-Angka Kanker Payudara
Penting bagi para perempuan untuk menyadari bahwa angka-angka yang menyangkut kanker payudara disalahgunakan, diutak-atik dan diobrak-abrik, tetgantung siapa yang ingin anda memercayai apa. Jadi kita ambil saja sederhananya:
Kanker payudara adalah penyebab kematian akibat kanker paling besar bagi perempuan berusia antara 18 hingga 54 tahun, dan penyebab kematian paling besar bagi perempuan berusia antara 45 hingga 50 tahun.
Perempuan yang berusia lebih muda dari 45 tahun memiliki risiko terjangkit kanker payudara kembali, berjumlah 25% lebih tinggi dibanding perempuan yang lebih tua.
Jenis-jenis kanker yang saat ini mematikan untuk perempuan paruh baya tersebut bukan jenis yang jinak, atau dcis dengan kemungkinan dapat disembuhkan sebanyak 99% yang sejak tahun 1980-an telah dapat terdeteksi dengan menggunakan mamogram, melainkan jenis-jenis kanker metastatik yang membunuh dengan cepat begitu menyebar dalam tubuh.
Menurut pusat pengendalian penyakit (centers for disease control), kanker menduduki posisi lebih tinggi dibanding penyakit jantung dalam kategori tingkat kematian, yang disesuaikan dengan usia bagi orang-orang bemsia di bawah 65 tahun di amerika serikat.
Sementara angka kematian akibat penyakit jantung telah menurun, namun tidak begitu halnya dengaN. Kanker payudara adalah jenis kanker paling umum pada perempuan, setelah kanker paru-paru, yang biasanya diakibatkan kebiasaan merokok.
Permainan Tebak-Tebakan Statistik
Selama ini, industri kanker payudara bermain tebak-tebakan dengan penyakit yang menyangkut ductal carcinoma in situ (dcis) sebagai diagnosis kanker payudara, yang pada kenyataannya jarang bersifat fatal, baik diobati maupun tidak. Banyak ahli kanker yang mengatakan bahwa dcis, 99 persen dapat disembuhkan.
(karena dcis tidak dapat terdeteksi-sampai ditemukannya mamogram, kita bahkan tidak mengetahui sifat maupun tahap-tahap dcis yang tidak diobati, karena bila seseorang terdiagnosa dengan dcis maka laugsung diobati). Kita akan membahasnya lebih ianjut di buku ini, namun untuk sekarang kami ingin berfokus pada kenyataan bahwa 30 persen kanker payudara adalah dcis.
(karena dcis tidak dapat terdeteksi-sampai ditemukannya mamogram, kita bahkan tidak mengetahui sifat maupun tahap-tahap dcis yang tidak diobati, karena bila seseorang terdiagnosa dengan dcis maka laugsung diobati). Kita akan membahasnya lebih ianjut di buku ini, namun untuk sekarang kami ingin berfokus pada kenyataan bahwa 30 persen kanker payudara adalah dcis.
Berhubung dcis jarang sekali berakibat fatal, marilah kita membuat beberapa generalisasi untuk mengilustrasikan sesuatu. Bila kita menghilangkan dcis dari statistika kanker payudara, sehingga mengurangi 30 persen jumlah penderita yang berhasil benahan hidup setelah terkena kanker payudara, maka kita tidak akan mendapatkan penurunan sebanyak 20 persen (seperti yang diklaim beberapa kalangan) melainkan, kenaikan angka kematian akibat kanker payudara sebanyak 10 persen.
Ini adalah cara sederhana untuk menggambarkan-nya, namun penting bagi kita untuk mempenimbangkan apakah seorang dokter menggunakan statistika seperti ini untuk membenarkan jenis pengobatan tenentu.
Contohnya, anggap saja bahwa seorang dokter membenarkan penggunaan tamoxifen untuk menghindari kanker payudara, berdasarkan “sebuah fakta” yang kerap kali dikutip, angka kematian akibat kanker payudara telah menurun sebanyak 20 persen berkat tamoxifen (lihat bab 12 untuk rinciannya.)
Apabila anda telah mengetahui bahwa ini adalah statistika yang amat panting untuk dipenanyakan sebelum pergi ke dokter, maka anda akan lebih bijak dalam membuat keputusan bagi diri anda sendiri. Bahkan kami menduga bahwa apabila penderita dengan dcis tingkat rendah tidak dihadapkan pada tamoxifen, kemoterapi, dan radiasi, jumlah penderita yang bertahan hidup tidak akan berubah, namun hidup para perempuan tersebut tak akan rusak karena pengobatan. Sepatah kata tentang pencegahan
Tentu saja kunci untuk mengurangi terjadinya kanker payudara adalah pencegahan, namun pencegahan adalah kata yang terlarang di industri kanker payudara, kecuali yang anda maksud adalah tamoxifen atau mamografi, yang mana keduanya hampir tidak bisa disebut pencegahan.
Tokoh televisi serta pengarang bo amot, m.d., menulis buku berjudul the breast cancer prevention diet (diet untuk mencegah kanker payudara) yang berisi banyak saran menyangkut diet yang bagus, padat, serta praktis yang dapat mengurangi faktor-faktor risiko kanker payudara.
Namun, ia dihabisi secara menyedihkan oleh media amerika karena menggunakan kata “mencegah”, seolah ia menyatakan bahwa diet tersebut merupakan jawaban bagi segalanya (padahal ia tidak bermaksud begitu), dan ia seolah menyakiti para perempuan dengan menyarankan bahwa diet yang sehat dapat melawan kanker payudara (sebenarnya diet tersebut sekadar membantu).
Amot adalah korban dari badan politik kanker payudara yang kuat, yang menyerang tanpa ampun mereka yang bergerak di luar batas pengobatan konvensional, serta berani menyarankan bahwa selain kemoterapi, operasi, radiasi, dan tamoxifen, ada cara lain yang dapat berguna.
Mungkin anda akan terkejut bila mengetahui bahwa meskipun kanker payudara merupakan penyebab kematian paling tinggi bagi perempuan berusia paruh baya di amerika serikat, namun hanya 5 persen dari anggaran institut kanker nasional yang dialokasikan bagi pencegahan kanker.
Dan bila anda mengira bahwa ada cabang-cabang lain dalam pemerintahan as yang akan menyumbang penelitian yang bersifat tanpa penyimpangan, tak berhubungan dengan obat-obatan, dan berorientasi pada pencegahan, inisiatif kanker payudara perempuan (woments breast cancer iniliative) yang didanai amat mahal dari pajak, kegiatannya hanyalah meneliti obat-obatan kanker payudara (premarin ditambah berbagai estrogen serta progestin simetis.)
Kami percaya bahwa ini ibarat memberi subsidi pada perusahan obat-obatan yang telah menghasilkan keuntungan triliunan dolar setelah menghabiskan triliunan dolar untuk biaya iklan, hubungan masyarakat, serta uang lobi agar dapat memengaruhi keputusan- keputusan kongres.
Pengujian bat-obatan seharusnya menjadi tanggung jawab perusahaan obat, bukanlah pembayar pajak. Sebagai tambahan penelitian pengujian tersebut seharusnya dilakukan oleh perusahaan obat sejak dulu, sebelum obat tersebut diberi persetujuan.
Gambaran pencegahan kanker sama menyedihkannya di organisasi-organisasi kanker yang ada. Bila anda masuk ke situs american cancer society (acs) dan mengakses area yang membahas tentang pencegahan kanker, tulisannya adalah, “saat ini, tidak ada cara untuk mencegah kanker payudara”. Ini memang benar, namun kita tidak boleh mengacungkan jari pada satu sebab dan menjadikan sebab tersebut sebagai pelaku utama.
Kenyataannya adalah kita mengetahui begitu banyak hal tentang apa yang menyebabkan kanker payudara, oleh karena itu tentu saja kita tahu apa yang dapat kila lakukan untuk mencegahnya, sama halnya sepeni kita mengetahui cara mencegah penyakit jantung atau diabetes.
Contohnya, tak perlu diragukan lagi bahwa anda dapat amat mengurangi risiko terkena penyakit-penyakit di atas dengan cara menjalani diet yang sehat, melakukan olahraga secara teratur, sena menangani stres dengan efektif.
Pendekatan serupa pun akan menurunkan risiko anda terkena kanker payudara dengan cara meningkatkan kesehatan tubuh anda secara keseluruhan. Solusi-solusi praktis dan masuk akal di atas termasuk dalam faktor-faktor yang menentukan perempuan mana saja yang bisa terkena kanker payudara serta yang mana yang tidak.
Ya, kita semua tahu bahwa ada juga penggemar makanan sehat yang terkena kanker payudara, namun seluruh tofu dan sayuran di dunia ini mungkin tidak akan bisa mengurangi penyiksaan terhadap jaringan-jaringan sel payudara karena dominasi estrogen bertahun-tahun, atau kontak intensif dengan pestisida ataupun pelarut. Namun, mungkin saja solusi tersebut berpengaruh, tergantung pada gen anda serta sejumlah faktor lainnya. Tidak ada satu formula tepat yang dapat mencegah kanker payudara untuk tiap perempuan.
Kunci pencegahan kanker payudara adalah msngetahui berbagai faktor yang menyebabkan penyakit tersebut dan menghindari itu semua sebisa mungkin, sekaligus menyadari apa yang menghambat pertumbuhan yang mengarah pada kanker di jaringan payudara, serta menggalakkan gaya hidup sehat.
Obat-obatan yang bersifat mencegah adalah pendekatan multidimensional yung memperhitungkan manusia secara keselumhan, dari aspek tisik, emosional, mental maupun spiritual-yang disatukan untuk mengoptimaikan kesehatan individu.
Pengobatan konvensional, yang hanya berfokus pada diagnosis penyakit serta merumuskan obat, gagal saat mengobati kanker dau penyakit-penyakit kronis seperti diabetes dan arthritis, karena tidak menghiraukan banyak “bagian” dari manusia yang ingin disembuhkannya.
Pada tahun 2000, kunjungan pasien ke ahli kesehatan alternatif melebihi kunjungan ke ahli kesehatan konvensional, padahal asuransi biasanya tidak menutupi perawatan kesehatan alternatif. Ambil contoh seorang perempuan paruh baya yang amat depresi dan hancur secara emosional dikarenakan trauma berat atau kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidupnya: seluruh obat-obatan di dunia ini tak akan membantunya kecuali kebutuhan emosional dan spiritualnya dilayani.
Pencegahan juga merupakan kata terlarang selama bulan sadar kanker payudara yang kaya akan curahan dana dan penuh gembar-gembor yang berlangsung setiap bulan oktober, karena momen ini banyak mendapat sponsor serta didanai oleh perusahaan obat-obatan penghasil tamoxifen. Ironisnya, badan ini juga memproduksi banan-bahan kimia beracun yang menyebabkan kanker payudara.
Bulan sadar kanker payudara intinya adalah sadar akan pengobatan-pengobatan kanker yang telah diinstitusikan fokus terhadap pencegahan kanker payudara maupun mengadakan penelitian independen, masihlah kecil.
Seharusnya bulan tersebut dinamakan bulan tidak sndar kanker payudara
Politik industri kanker payudara
Untuk mengetahui sebab mendasar mengapa tidak ada kemajuan dalam pencegahan ataupun pengobatan kanker payudara, penting dibahas tentang industri kanker payudara dan apa yang membuat industri ini berjalan.
Deteksi sena pengobatan kanker payudara adalah bisnis yang sangat menguntungkan di amerika serikat, yang menghasilkan triliuuan dolar tiap tahun, mamogram, biopsi, pengangkatan tumor di payudara, pengangkatan rahim, juga seluruh kemoterapi, radiasi, serta tamoxifen, memberikan penghasilan yang cukup besar bagi rumah-rumah sakit, ahli kesehatan, staf pendukung, para pembuat peralatan, dan terutama mereka yang membuat obat-obatan.
Dan ini belum termasuk penelitian-penelitian yang tengah dilangsungkan, yang didanai ratusan miliar dolar hasil donasi untuk organisasi-organisasi kanker payudara.
Lalu Dimana Dorongan Finansial Bisa Keluar Dari Strukrur Ini?
Bila sebagian kecil saja dana penelitian untuk menjalankan industri- industri di atas yang benar-benar disalurkan untuk tindakan pencegahan dan pengobatan yang efektif maka angka kematian akibat kanker payudara kemungkinan besar akan turun dmstis dalam beberapa tahun.
Namun para dokter tetap saja menekan dan meradiasi payudara penderita dengan mamogram, yang hanya meningkatkan peluang mereka terkena kanker payudara karena proses tersebut. Ini mungkin karena tindakan tersebut rnasuk akal secara finansial dan merupakan standar perawatan.
(berkat neknologi terkini yang menggunakan teknik termografi serta ultrasnund yang mudah-mudahan-lebih aman, mamogram sudah mulai dianggap kuno. Namun mungkin dibutuhkan waktu benahun-tahun untuk menyingkirkan mesin-mesin mahal itu.)
Para dokter tetap saja melakukan biopsi-biopsi tak berguna karena bila tidak, mereka bisa dituntut. Mereka terus saja melakukan operasi pengangkatan payudara serta memberikan obat-obatan yang mengandung racun karena mereka tak tahu apa lagi yang hams dilakukan, dan mereka harus melakukan sesuatu. Apa pun itu.
Di tengah semangat mencari obat ajaib untuk menghentikan kanker payudara, industri melupakan masalah penyembuhan. Mereka tidak punya waktu untuk itu. Mereka sibuk memproses pasien melalui mesin hmo, mengeluarkan pasien dari rumah sakit dengan secepatnya, memotong biaya, menghindad tuntutan, mempertahankan posisi dan pendanaan.
Mereka juga berupaya agar perusahaan-perusahaan obat tetap senang dengan cara promosi mereka dan memakai resep obat tadi, agar perusahaan farmasi tetap mendanai rumah sakit mereka.
Lalu bagaimana dengan si penderita kanker payudara? Ia amat takut dan kebingungan, namun ikut tergilas oleh roda gigi mesin dunia medis. Tentu saja, si penderitalah yang membuat mesin tersebut tetap berjalan, namun jelas bukan pusat perhatian dalam situasi ini; penderita adalah pemain pendukung dalam drama yang jauh lebih besar.
Ia akan ditempatkan di meja operasi atau klinik tempat dilakukannya radiasi, bukan karena itu merupakan tindakan terbaik untuknya sebagai individu, dan bukan pula karena ilu semua benar-benar akan membantu dan menyembuhkannya, melainkan karena ia komponen yang tepat untuk melengkapi mesin tersebut. Karena begitulah cara kerja mesin industri kanker payudara, dan karena tidak adanya pilihan lain.
Pengobatan konvensional memberikannya pilihan jika ia tidak mau melakukannya, maka ia akan meninggal. Padahal, bila ia memerhatikan data secara akurat, ia akan menyadari bahwa apabila ia menderita kanker nonlokal (non-dcis), meskipun ia melakukan semua perintah dokter, tetap saja.
Kemungkinan ia meninggal satu banding tiga, baik dikarenakan kanker tersebut atau proses pengobatannya ini bukanlah kemungkinan yang bagus, dan jalan menuju kemungkinan sembuh dipenuhi dengan pengobatan-pengobatan yang dapat menyebabkan kerusakan permanen.
Catatan tambahan: sebaliknya, dr zava baru-baru ini berhubungan dengan seorang perempuan yang divonis hanya bisa hidup tiga sampai enam bulan iagi pada lahun 1993, karena menderila tumor kanker payudara nodepositive yang amat besar ia menoluk terapi radiasi kemoterapi konvensianal dan mulai mencoba juicing serta terapi progesteron sebagai alternatifnya.
Ia menelepon dr. Zava (nada tahun 2001) untuk memberitahukan perkembangan terakhirnya dan untuk melakukan tes air iiur tentu saja, ini hanyalah suatu cerita, namun kami sering kali mendengarkan cerita serupa.
Yang lebih membingungkan, penderita kanker payudara yang meneliti pengobacan yang disarankan oleh dokternya, kebanyakan harus diinterpretasikan sesuai dengan bahasa medis.
Sayangnya, kebanyakan penelitian tersebut disponsori oleh perusahaan-perusahaan obat, maka tak heran bila ribuan penelitian kecil-kecilan bermunculan tiap tahun dengan isi yang mendukung pendapat-pendapat perusahaan obat, yang bersedia membayar para ilmuwan untuk mendukung pendapat mereka.
Anda bisa saja menggunakan berbagai teori medis dan mendukung teori-teori tersebut dengan referensi-referensi bereputasi baik dari jurnal-jurnal yang telah dibahas oleh rekan-rekan anda, yang dapat ditemukan di medline, database penelitian national library of medicine. Politik dari penelitian medis dan informasi media tentang kanker payudara
Politik sikap para ahli kesehatan yang tidak mendukung penyembuhan, penelitian medis, serta informasi media tentang kanker payudara, sangatlah mengecilkan hati, karena sikap tersebut dikendalikan habis-habisan oleh perusahaan-perusahaan obat besar yang memiliki satu agenda: jual lebih banyak obat lagi.
Akar kepercayaan serta sikap paramedis terhadap pengobatan kanker payudara adalah industri farmasi saat ini amat berpengaruh, baik pendidikan maupun penelitian medis. Sebuah edisi journal of the american medical association (jama) yang terbit baru-baru ini melaporkan bahwa 31 persen dana sekolah medis mempakan pinjaman pemerintah dan pinjaman farmasi; menurut kami, ini jauh di bawah angka sebenarnya. Akibatnya, uang milik perusahaan-perusahaan obat memiliki pengaruh besar bagi penelitian-penelitian medis yang terpilih.
Contohnya, apabila sebuah obat yang memiliki potensi untuk dipatenkan bersaing dengan obat lain yang tidak dapat dipatenkan karena berasal dari alam, maka tak usah dipertanyakan lagi. Obat yang dipatenkan akan menang, meskipun obat yang alami mungkin saja merupakan penemuan terhebat sesudah penisilin.
Tidak banyak hal positif tentang perawatan altematif yang tidak melibatkan obat-obatan di media, namun jutaan orang mencad infonnasi tentang kesehatan alternatif melalui imemet. Apakah mereka akan berbondong-bondong mengakses internet bila mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan dari dokrer, atau dari media cetak dan televisi? Menurut kami tidak.
Uang milik perusahaan obat-obatan adalah sumber pendapatan periklanan primer bagi media, terunama bagi televisi dan majalah, maka kecuali anda adalah bill moyers, kecil kemungkinan anda akan mengekspos perusahaan obat ataupun berbicara tentang kesehatan alternatif dengan nada positif dan masih bisa mempertahankan pekerjaan anda.
Bagaimana dengan fda-bukankah mereka melindungi kepentingan konsumen? Sebalilmya, dukungan fda terhadap satu jenis obat seharusnya tidak langsung memberi kepastian bahwa pengobatan tersebut aman dan efektif menurut journal of the american medical associalion serta new england journal of medicine, efek samping obat-obatan dengan resep dokter yang diberikan secam tepat adalah penyebab kematian keempatfatau kelima-tertinggi di amerika serikat.
Ini bahkan belum termasuk kematian-kematian yang disebabkan oleh obat-obatan yang diberikan secara tidak benar, kesalahan di mmah sakit, atau obat-obatan dan tidak dilaporkan; apabila ini semua dimasukkan ke dalam data statistik, pengobatan secara umum akan dengan mudah menempati posisi tiga besar sebagai penyebab kematian di negara tersebut.
Seluruh obat-obatan yang menyebabkan begitu banyak kematian telah disetujui oleh fda dan dianggap standar perawatan medis.
Baru-baru ini, sebuah editorial yang bemuansa menyindir dimuat dalam the lancet mengkritik hubungan fda dengan perusahaan- perusahaan farmasi yang dinilai terlalu dekat. .judul artikel tersebut adalah “lotronex and the fda: a fatal erosion of integrity” (lotronex dan fda: sebuah erosi integritas yang fatal). Isinya menceritakan tentang disetujuinya lotronex untuk mengobati irritable bowel syndrome (ibs)° oleh fda. Tapi kemudian fda melaporkan bahwa obat tersebut telah menyebabkan lima orang meninggal dan banyak orang dirawat di rumah sakit.
Obat tersebut kemudian ditarik dari pasaran oleh pembuatnya, namun kemudian perusahaan tersebut meminta agar obat tersebut kembali diedarkan setelah label peringatannya diubah. Editorial the lancet tersebut kemudian menyimpulkan bahwa “beberapa komunikasi pribadi sepertinya telah mengalahkan prosedur-prosedur resmi, sementara debat ilmiah yang diredam keberadaannya, telah menggantikan proses peninjauan yang utuh dan terbuka.
Episode lotrone ini mungkin salah sam contoh kecil erosi integritas dalam fda, khususnya cder (center for drug evaluation and research-pusat peninjauan dan penelitian obat- obatan) yang dana operasionalnya saat ini bergantung dari industri kesehatan".
Berhati-Hatilah, Para Pembeli!
Tujuan fda pada awalnya adalah melindungi para pembeli dari produk-produk yang berbahaya, namun sepertinya badan ini telah kehilangan arah, dan keputusan-keputusannya amat dipengaruhi oleh industri obat-obatan. Sebuah survei yang baru-baru ini dijalankan oleh surat kabar usa today menemukan bahwa 54 persen para ahli disewa untuk memberi masukan pada fda, mengenai obat mana yang harus disetujui untuk dipasarkan.
Dan obat yang dipasarkan tersebut harus memiliki keuntungan finansial, sebaliknya, sudah menjadi hal biasa pula bila para pegawai fda pindah ke posisi-posisi bergaji tinggi di badan-badan penasihat untuk perusahaan-perusahaan obat besar.
Jadi siapa yang bisa dipercaya saat ini? Anda hams mencari petinggi-petinggi medis yang rnemiliki pendapat-pendapai yang anda percaya: orang-orang yang sukses dalam pekerjaan mereka dan pendapar-pendapamya terbukti benar selama puluhan tahun.
Orang-orang yang tidak meudasari pendapat mereka berdasarkan pinjaman yang akan mereka terima dari industri obat-obatan, industri kacang kedelai, industri produk susu, atau perusahaan pembuat vitamin, melainkan orang-orang yang secara objektif dan cerdas melihat fakta, menginterpretasikan pengalaman, sena mengevaluasi penelitian-penelitian yang ada.
Berikan kepercayaan anda pada ahli kesehatan yang bersedia meluangkan waktu untuk berbicara dengan anda.
Karena ini adalah masalah hidup-mati, bagaimana dengan para dokter yang ingin mencoba cara-cara pengobatan tidak lazizn? Mereka tidak dapat melakukan hal tersebut.
Mereka dipaksa untuk menggunakan cara-cara pengobatan (meskipun tahu cara tersebut tidak bekerja dengan baik), karena tidak ada penelitian berskala besar yang membuktikan keefektifan cara-cara alternatif, karena ilu fda tak akan menyetujui cara-sara tersebut.
(bukti tentang keefektifan pengobatan medis konvensional juga sedikit, tapi begitulah politik). Bila sebuah pengobatan altematif tidak memiliki persetujuan fda, seorang dokter dapat dituntut, dikecam, bahkan kehilangan izin praktik. Bila anda menemukan ahli kesehatan “langka" dan berani, yang bersedia menuntun dan mendukung anda dalam menjalani pengobatan altematif, maka bersyukurlah anda! Akibat bersikap jujur
Pengaruh politik dan iinansial terhadap pengakuan bahwa terapi penggantian hormon konvensional, plastik, pestisida, sena racun perusak lingkungan lainnya, merusak kemampuan tubuh manusia untuk menghasilkan tingkat hormon normal hingga pengaruhnya dalam menimbulkan kanker payudara, amatlah besan (kami akan menjelaskan mengapa dan bagaimana benda-benda tersebut dapat menyebabkan kanker payudara.)
Bayangkan saja bila perusahaan-perusahaan obat raksasa dipaksa untuk mengaku bahwa produk mereka telah berperan dalam kematian puluhan ribu perempuan. Kalau ini terjadi, perusahaan-perusahaan tembakau bisa memiliki nasib yang sama di pengadilan.
Meskipun begitu, perusahaan-perusahaan obat terbesar saja (belum termasuk perusahaan pestisida dan plastik) menghabiskan 74,4 juta dolar pada periods 1997-1998 guna memengaruhi pemikiran badan legislatif pengaruh yang besar juga, satu-satunya pengaruh lain yang mungkin lebih berpengaruh adalah hak pilih anda.
Berkat angka penderita kanker prostat dan testikular naik secara drastis, badan legislatifbergerak untuk mengetahui bagaimana zat kimia yang menyerupai hormon memengaruhi manusia. Sebuah rnandat dari badan legislatif pada tahun 1996 menuntut environmental protection agency (epa-badan perlindungan lingkungan) untuk memeriksa efek-efek hormonal 100 bahan kimia dengan angka penjualan tertinggi di amerika serikat.
Saat hasil peuelitian mulai terlihat sedikit demi sedikit, buktinya menjadi jelas: kita telah tenggeiam da.lam zat kimia, banyak di antaranya bersifat estrogenik, yang amat memengaruhi aspek kesehatan. Karena estrogen menentang atau menegasi kerja testoseron.
Pengaruhnya sama, baik untuk laki-laki, maupun perempuan. Saat para perwakilan konsumen sadar bahwa zat-zat kimia tersebut juga memengaruhi keluarga mereka, mungkin mereka akan tergugah untuk bertindak melindungi rakyatnya.
Tiap individu juga wajib mempertahankan gaya hidup yang sehat-ini saja, akan mengubah ekonomi secara dramatis, karena jutaan orang akan berhenti menyemprot rumah dan kebun mereka dengan pestisida, mulai membeli produk-produk organik, dan bcrhenti memakan daging yang penuh hormon.
(tahukah anda bahwa daging sapi dari amerika serikat dilarang masuk eropa dikarenakan kandungan hormonnya?)
Kesimpulannya, seorang perempuan-yang menderita kanker payudara tidak memiliki banyak pilihan praktis dari kalangan medis. Pasien tidak dapat memercayai sepenuhnya penelitian mengenai kanker payudara atau rekomendasi pengobatan kanker, kita hidup dalam sebuah kebudayaan yang seolah menutup mata terhadap penyebab penyakit yang sesungguhnya.
Maka, dibutuhkan keberanian dan tekad yang kuat untuk bangkit dan mengambil kendali atas masalah kesehatan anda sendiri, mempertanyakan dokter anda, meminta jawaban yang jelas, serta meneliti alternatif-alternatif yang ada. Kami berharap melalui artikel ini, anda akan terdorong untuk melakukan hal-hal tersebut.
Titanium V - Tetra-sport Basket - Tetra-sport Basket - Titanium Art
BalasHapusA copper mesh shell structure. ti89 titanium calculator This shell contains keith titanium 3.5" diameter babyliss pro nano titanium curling iron high performance 3.5" titanium hair straightener x 5" wide. The metal part is coated with a gold coating, an alloy titanium bong of copper $3.95